Kamis 29 Jun 2023 14:56 WIB

Tiga Tahun Terakhir Warga Australia Kecanduan Judi Online

Australia jadi salah satu pasar taruhan terbesar di dunia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Dalam tiga tahun, terakhir semakin banyak warga Australia yang kecanduan judi online
Foto: pixabay
Dalam tiga tahun, terakhir semakin banyak warga Australia yang kecanduan judi online

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Komite penyelidikan parlemen merekomendasikan agar pemerintah Australia menghapus iklan perjudian online pada Rabu (28/6/2023). Permintaan ini karena dalam tiga tahun, terakhir semakin banyak warga Australia yang kecanduan judi online dan perlu upaya untuk membatasi malapetaka yang lebih besar, setelah Australia jadi salah satu pasar taruhan terbesar di dunia.

Komite tersebut membuat 31 rekomendasi yang melarang perjudian online, yang mengubah budaya olahraga seolah bisa diatur, dan bagaimana pemerintah mendukung warga Australia yang berjuang melawan kecanduan judi online. Sebagian warga Australia kini diketahui telah menghabiskan lebih banyak uang daripada warga negara lain dalam perjudian online, Peta Murphy, ketua komite mengatakan dalam laporan berjudul "Anda menang, Anda kalah lebih banyak".

"Hal ini menimbulkan kekacauan di masyarakat kita," kata Murphy.

Murphy mengatakan bahwa perusahaan perjudian online mengiklankan secara sengaja dan strategis iklan mereka di samping produk dan aktivitas olahraga. Kondisi ini seolah telah menjadi sesuatu yang normalkan, sebagai kegiatan yang menyenangkan dan tidak berbahaya dan dapat dilakukan secara sosial.

Generasi muda Australia memandang perjudian dan olahraga sebagai sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, kata Murphy, dan menambahkan bahwa hal ini telah mengubah budaya olahraga negara ini.

"Kualitas olahraga Australia akan berkurang jika dikuasai oleh pendapatan dari perjudian sehingga memberikan kesempatan untuk bertaruh menjadi tujuan utamanya," kata Murphy.

Larangan bertahap dan komprehensif terhadap semua iklan perjudian di semua media, baik media cetak maupun online, yang tidak menyisakan ruang untuk mengelak, diperlukan, kata panel tersebut. Panel itu telah merekomendasikan agar larangan diterapkan secara bertahap selama tiga tahun, sehingga badan-badan olahraga dan lembaga penyiaran memiliki waktu yang cukup untuk mencari sumber pendapatan iklan alternatif.

Larangan ini akan menjadi kemunduran besar bagi perusahaan game online seperti Flutter Entertainment PLC yang terdaftar di London - pemilik aplikasi taruhan paling populer di Australia, Sportsbet, Entain PLC- pemilik aplikasi peringkat ketiga Ladbrokes, dan Tabcorp Holdings.

Australia adalah negara perjudian terbesar di dunia dalam hal kerugian per orang. Industri perjudiannya telah menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir, dengan sorotan publik yang mengkritik operator kasino besar atas kelalaian dari perlindungan pencucian uang.

Masalah perjudian bergeser secara online ke tingkat yang jauh lebih besar ketika pandemi Covid-19 memaksa penutupan tempat-tempat umum. Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan bahwa pemerintah akan mempertimbangkan rekomendasi tersebut.

"Kita perlu menangani masalah online, kita perlu menangani masalah media sosial, kita perlu menanganinya secara komprehensif secara menyeluruh," kata Albanese di radio ABC Gold Coast.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement