Senin 03 Jul 2023 13:37 WIB

Respons Pembakaran Alquran, Paus Fransiskus: Kitab Suci Harus Dihormati

Kitab apapun yang dianggap suci bagi pemeluknya harus dihormati.

Paus Fransiskus tiba untuk misa umum mingguannya di Lapangan Santo Petrus di Vatikan, Rabu, 23 November 2022.
Foto: AP/Andrew Medichini
Paus Fransiskus tiba untuk misa umum mingguannya di Lapangan Santo Petrus di Vatikan, Rabu, 23 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI – Paus Fransiskus merespons pembakaran Alquran di Swedia yang memicu protes di seluruh dunia Muslim. Polisi mengizinkan aksi massa pembakaran Alquran dengan alasan menegakan kebebasan berekspresi. 

Paus menegaskan, tindakan mengizinkan pembakaran Alquran tak bisa diterima dan ia mengecam hal itu. "Paus juga mengekspresikan kemarahan yang kuat terhadap aksi pembakaran Alquran,’’ katanya kepada surat kabar Uni Emirat Arab (UEA), Al Ittihad, Senin (3/7/2023).

Kantor berita Italia, Ansa yang juga memublikasikan wawancara tersebut mengungkapkan Paus mengekspresikan kemarahan dan merasa terhina atas pembakaran Alquran di depan masjid utama Stockholm, Swedia. "Saya marah dan terhina atas kejadian ini," katanya. Ia juga merasa dipersekusi di tanah kelahirannya sendiri.

Kitab apa pun yang dianggap suci bagi pemeluknya harus dihormati dan menjadi simbol penghormatan kepada orang yang mengimaninya. "Kebebasan berekspresi mestinya tak digunakan untuk memberikan keleluasaan untuk menyerang pihak lain," kata Paus. 

Misi umat manusia, kata dia, adalah menstransformasikan keyakinan agama untuk menciptakan kerja sama, persaudaraan, dan pebuatan mulia. 

Maka ia menegaskan, "Saat ini kita perlu orang-orang sebagai pencipta perdamaian, kita perlu pemadam kebakaran bukan tukang bakar. Sekarang ini kita membutuhkan pendakwah, rekonsiliasi, bukan orang yang mengancam melakukan kerusakan."

Menurut Paus, sebaiknya semua pihak bekerja sama membangun masa depan bersama. Jika tidak, tak akan ada masa depan bagi manusia. Ia juga mengingatkan mengenai pentingnya melindungi anak-anak muda dari godaan kebencian dan prasangka terhadap orang lain. 

Suatu saat, kata dia, anak-anak muda ini akan menghakimi generasi saat ini jika memberikan contoh untuk menciptakan hal yang bertentangan dengan peradaban atau memberikan menawari mereka sesuatu yang kelak membuat mereka saling berbenturan. 

‘’Satu-satunya jalan melindungi anak muda dari hal negatif, pesan dan informasi tak benar, kebencian, dan prasangka yaitu tak meninggalkan mereka sendirian tetapi memberi perangkat untuk membimbing mereka menyampaikan pendapat dan bertanggung jawab.’’

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement