REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Pasukan Israel kembali melakukan aksi penggerebekan ke sebuah kamp pengungsi di wilayah Jenin, Tepi Barat, Ahad (2/7/2023) malam waktu setempat. Mereka menargetkan sebuah bangunan yang diduga menjadi pusat komando Brigade Jenin, sebuah kelompok perlawanan Palestina. Militer Israel menggambarkan penggerebekannya sebagai operasi kontra-terorisme ekstensif di Tepi Barat.
Mereka terlibat bentrok dan baku tembak dengan warga Palestina di sana hingga Senin (3/7/2023) pagi. Sedikitnya tiga warga Palestina tewas dalam kejadian tersebut.
Menurut keterangan sejumlah saksi, militer Israel turut mengerahkan enam pesawat nirawak (drone) dalam operasinya. Namun militer Israel menolak mengungkapkan apakah drone-drone tersebut turut melakukan serangan.
“Apa yang terjadi di kamp pengungsi adalah perang sesungguhnya. Ada serangan dari langit yang menargetkan kamp-kamp,” kata Khaled Alahmad, seorang sopir ambulans Palestina.
Alahmad terlibat dalam operasi penyelamatan para korban luka dalam bentrokan di Jenin. “Setiap kali kami mengendarai sekitar lima hingga tujuh ambulans, dan kami kembali dengan orang-orang yang terluka,” ucapnya.
Kementerian Kesehatan Palestina mengonfirmasi setidaknya tiga orang tewas dalam operasi penggerebekan pasukan Israel di Jenin. Sejak awal tahun ini, Israel telah beberapa kali melakukan operasi penyerbuan dan penggerebekan ke wilayah Jenin. Kamp pengungsi di sana diyakini dihuni ratusan anggota dari berbagai kelompok perlawanan Palestina, mulai dari Hamas, Jihad Islam, hingga Fatah.
Pada 19 Juni 2023, kamp pengungsi di Jenin diserbu pasukan Israel. Sama seperti operasi penyerbuan terbaru, baku tembak turut terjadi saat itu. Kelompok Jihad Islam mengaku terlibat dalam konfrontasi bersenjata dengan pasukan Israel.
Dalam operasinya pada 19 Juni 2023 lalu, Israel turut mengerahkan helikopter militer. Lewat keterangan resminya, militer Israel mengatakan, mereka melancarkan penyerbuan ke kamp pengungsi Jenin untuk menangkap warga Palestina yang diduga melakukan aksi penyerangan.
Menurut militer Israel, beberapa warga Palestina yang bersenjata tertembak dalam baku tembak. Kantor berita Palestina, WAFA, mengungkapkan, ketika melancarkan aksinya, pasukan Israel menggunakan peluru tajam, gas air mata, dan granat kejut terhadap warga sipil. Sebanyak enam warga Palestina, satu di antaranya adalah anak-anak, tewas dalam operasi penyerbuan Israel. Sementara lebih dari 90 lainnya mengalami luka-luka.