REPUBLIKA.CO.ID, DEN HAAG -- Jaksa Agung Ukraina Andriy Kostin mengatakan pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai pembayaran ke Wagner Group "seperti bukti langsung" tentara bayaran itu sayap ilegal tentara Rusia dalam perang di Ukraina. Pekan lalu Putin mengatakan Wagner dan pendirinya, Yevgeny Prigozhin, menerima hampir 2 miliar dolar AS dari Rusia tahun lalu.
Hal ini Kostin sampaikan saat ia menghadiri pembukaan Pusat Penuntutan Agresi Internasional di Den Haag, Senin (2/7/2023). Konstin mengatakan kantornya telah mengidentifikasi Prigozhin sebagai tersangka dalam penyelidikan kejahatan perang tahun ini.
Ia juga mengidentifikasi tentara bayaran Wagner bertanggung jawab atas kejahatan perang dalam invasi sejak 24 Februari 2022. Rusia kini menjaga jarak dengan pasukan Wagner.
Namun Konstin mengatakan pernyataan Putin mengenai anggaran pemerintah pada Wagner "seperti bukti langsung mereka tidak hanya defacto, tapi juga mungkin ilegal, serta bagian dari tentara Rusia." Konvensi Jenewa melarang negara menggunakan tentara bayaran dalam konflik bersenjata.
Kostin mengatakan sebagian besar dari lebih dari 93 ribu insiden yang berpotensi sebagai kejahatan perang yang diselidiki Kejaksaan Agung Ukraina dilakukan tentara bayaran Wagner. "Sebagian merupakan kejahatan paling buruk terhadap warga sipil dan tahanan perang kami," kata Kostin.
Ia mengatakan Wagner Group tidak hanya ancaman bagi Ukraina tapi perdamaian dan keamanan di banyak negara. Seperti negara-negara di Amerika Latin, Afrika dan Timur Tengah.
Kostin mengimbau sekutu-sekutu termasuk Amerika Serikat (AS) dan Inggris untuk mengklasifikasikan Wagner Group sebagai organisasi teroris. Sehingga bisa diadili dan dibekukan asetnya.
"Prigozhin sudah menjadi tersangka dalam proses peradilan di Ukraina, tapi hal yang paling penting menghentikan aktivitas kelompok-kelompok semacam ini," kata Kostin.