Senin 03 Jul 2023 17:15 WIB

Israel Kembali Serang Kota Jenin, Lima Orang Palestina Tewas

Suara tembakan dan bom terdengar di seluruh Jenin beberapa jam setelah serangan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Asap mengepul saat militer Israel melakukan penggerebekan di Jenin, Tepi Barat, 03 Juli 2023.
Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Asap mengepul saat militer Israel melakukan penggerebekan di Jenin, Tepi Barat, 03 Juli 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JENIN -- Pasukan Israel menghantam Kota Jenin dengan serangan pesawat tak berawak pada Senin (3/7/2023) dan memulai baku tembak yang berlangsung hingga pagi hari. Serangan ini menewaskan sedikitnya lima orang.

Pesawat tak berawak atau drone terdengar jelas di atas kepala. Suara tembakan dan bahan peledak terdengar di seluruh kota beberapa jam setelah serangan.

Baca Juga

Brigade Jenin, sebuah unit yang terdiri atas kelompok-kelompok militan yang berbasis di kamp pengungsi yang padat, mengatakan, mereka sedang melawan pasukan Israel dan berhasil menembak jatuh salah satu pesawat tak berawak.  Setidaknya enam drone terlihat berputar-putar di atas Kota Jenin, yaitu sebuah daerah padat yang menampung sekitar 14 ribu pengungsi Palestina.

Kamp tersebut telah menjadi pusat meningkatnya kekerasan di Tepi Barat. Selama lebih dari setahun, serangan tentara di sejumlah kota seperti Jenin telah dikaitkan dengan serangkaian serangan mematikan oleh warga Palestina terhadap warga Israel dan amukan massa pemukim Yahudi terhadap desa-desa Palestina.  

"Apa yang terjadi di kamp pengungsi adalah perang nyata," kata sopir ambulans Palestina, Khaled Alahmad, menggambarkan pertempuran pada Senin.  

"Ada serangan dari langit yang menargetkan kamp, ​​​​setiap kali kami masuk ada sekitar lima hingga tujuh ambulans dan kami kembali dengan membawa orang-orang yang terluka," ujar Alahmad.

Kementerian Kesehatan Palestina mengonfirmasi sedikitnya lima orang telah tewas dan 27 terluka di Jenin. Sementara seorang pria lainnya tewas di Kota Ramallah setelah ditembak di kepala di sebuah pos pemeriksaan.

Militer Israel mengatakan, pasukannya menyerang sebuah bangunan yang berfungsi sebagai pusat komando bagi para pejuang dari Brigade Jenin. Israel mengatakan, mereka menjalankan operasi kontraterorisme yang luas.

Militer Israel tidak pernah menggunakan serangan drone di Tepi Barat sejak 2006. Namun, karena meningkatnya skala kekerasan dan tekanan pada pasukan darat, Israel kembali mengerahkan drone yang dimulai pada 21 Juni.

"Kami benar-benar tegang. Itu karena skalanya. Dan sekali lagi, dari persepsi kami, ini akan meminimalkan gesekan," kata juru bicara militer Israel, seraya menambahkan bahwa serangan itu didasarkan pada informasi intelijen yang tepat.

Besarnya serangan itu menggarisbawahi pentingnya kelompok perlawanan Palestina di Jenin. Ratusan pejuang dari kelompok militan termasuk Hamas, Jihad Islam dan Fatah bermarkas di kamp pengungsi.

Mereka dipersenjatai dengan serangkaian senjata yang diselundupkan ke Tepi Barat atau dicuri dari pasukan Israel, dan gudang alat peledak yang terus bertambah.

Pasukan Israel mengatakan, mereka menyita peluncur roket rakitan dan menyerang fasilitas produksi senjata dan penyimpanan bahan peledak. Serangan pada Senin melibatkan sekitar 1.000 hingga 2.000 tentara.

"Serangan ini dimaksudkan untuk mendobrak pola pikir kamp yang aman, yang telah menjadi sarang lebah," kata juru bicara militer Israel.

Namun, tidak diketahui apakah operasi militer Israel itu akan memicu tanggapan yang lebih luas dari faksi-faksi Palestina. Termasuk menarik kelompok-kelompok militan di Jalur Gaza, yang dikendalikan oleh kelompok perlawanan, Hamas.

"Perlawanan akan menghadapi musuh dan membela rakyat Palestina dan semua opsi terbuka untuk menyerang musuh dan menanggapi agresinya di Jenin," demikian pernyataan dari kelompok Jihad Islam yang didukung Iran di Gaza.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan, pasukan Israel memantau dengan cermat perilaku kelompok militan Palestina. "Pembentukan pertahanan siap untuk semua skenario," ujarnya.

Saat fajar menyingsing pada Senin di Jenin, asap hitam tebal dari pembakaran ban yang dibakar oleh penduduk berputar-putar di jalan-jalan. Sementara seruan untuk mendukung para pejuang terdengar dari pengeras suara di masjid-masjid.

Seorang juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebut operasi militer Israel itu merupakan kejahatan perang baru terhadap rakyat Palestina yang tak berdaya.

Militer Israel mengatakan, bangunan yang ditargetkan berfungsi sebagai pusat observasi dan pengintaian lanjutan. Termasuk tempat senjata dan bahan peledak serta pusat koordinasi dan komunikasi untuk para pejuang militan. Foto udara menunjukkan bangunan yang dihantam itu berada di dekat dua sekolah dan pusat medis.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement