Selasa 04 Jul 2023 13:38 WIB

Unilever Masuk Daftar Sponsor Perang Putin Versi Ukraina 

Unilever menyatakan jumlah produk yang dijual di Rusia turun drastis.

 Pemandangan Kota Bakhmut, tempat pertempuran terberat dengan pasukan Rusia, wilayah Donetsk, Ukraina, Rabu (15/3/2023).
Foto:

‘’Kami mengerti mengapa ada desakan agar Unilever meninggalkan Rusia. Kami juga ingin menjelaskan, tak mencoba melindungi atau mengelola bisnis di Rusia,’’ ujar Unilever, Senin. Namun, Unilever yang memiliki pabrik besar, tak bisa begitu saja keluar dari Rusia. 

Jika menelantarkan bisnis dan merek di Rusia, Unilever menjelaskan, kemudian akan dioperasikan oleh Rusia. 

Kremlin mengultimatum bisa menyita lebih banyak aset milik perusahaan Barat. Rusia paling tidak telah merampas aset milik Fortum, perusahaan Finlandia dan Uniper dari Jerman. Penyitaan aset ini merupakan balasan langkah serupa yang dialami perusahaan Rusia.

Sita aset

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (25/4/2023) tengah malam menandatangani dekret yang menegaskan kendali sementara atas aset dua perusahaan energi, yaitu Fortum dan Uniper. Kementerian Keuangan Jerman belum berkomentar atas tindakan Rusia ini. 

Dekret itu menunjukkan, Moskow melakukan tindakan terhadap aset divisi Uniper di Rusia, Unipro dan Fortum. Uniper memiliki 83,73 persen saham Unipro yang mengoperasikan lima pembangkit listrik dengan kapasitas lebih dari 11 gigawatt di Rusia, memiliki 4.300 pekerja. 

Finlandia memiliki kepemilikan mayoritas atas Fortum. Awal bulan ini, Finlandia bergabung dengan NATO. Moskow menyebut Finlandia melakukan kesalahan fatal. Moskow juga berang atas sikap G7 yang mempertimbangkan pelarangan sepenuhnya ekspor ke Rusia.

Negara lainnya, menyerukan sanksi lebih keras untuk melumpuhkan kemampuan Rusia bertempur di Ukraina. Uni Eropa mengkaji aset Rusia yang dibekukan digunakan untuk rekonstruksi Ukraina. Tahun lalu, Jerman menasionalisasi divisi perusahaan energi Rusia, Gazprom. 

‘’Dekret ini respons atas tindakan agresif negara-negara yang tak bersahabat pada Rusia,’’ kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, Rabu (26/4/2023). Menurut dia, ini refleksi tindakan pemerintah negara Barat terhadap aset-aset milik perusahaan Rusia. 

‘’Tujuan utama dekret ini membentuk dana kompensasi atas tindakan ilegal terhadap aset Rusia di luar negeri,’’ ujar Peskov. Kementerian Luar Negeri Finlandia belum berkomentar atas potensi tindakan Rusia memengaruhi hubungan kedua negara. 

"Pemahaman Fortum saat ini, dekret baru itu tak berpengaruh pada kepemilikan yang didaftarkan atas aset dan perusahaan di Rusia,’’ demikian pernyataan Fortum. Belum jelas bagaimana kebijakan Rusia ini bakal berpengaruh operasi Fortum di Rusia. 

Divisi Fortum di Rusia memiliki pembangkit listrik tenaga thermal di wilayah Ural dan Siberia barat. Mereka juga punya portofolio pembangkit tenaga angin dan matahari bersama perusahaan lokal. Pada akhir 2022, nilai buku aset di sana mencapai 1,87 miliar dolar AS.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement