REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rakyat dan faksi-faksi Palestina mampu menunjukkan kekuatannya dalam melemahkan upaya serangan pasukan Israel. Yayasan Persahabatan dan Studi Pertahanan (YPSP) melaporkan, strategi masyarakat Palestina saat ini yaitu fokus memperkuat kamp Jenin dan memanfaatkan seluruh lingkungan Tepi Barat untuk menangkis kekuatan pasukan pendudukan Israel.
"Kepemimpinan perlawanan di Gaza juga mengoordinasikan upaya politik dan militer untuk mencegah pemusnahan kekuatan perlawanan di Jenin," ujar laporan YPSP, Rabu (5/7/2023).
Laporan YPSP mengatakan, Palestina tidak akan membiarkan keberhasilan proyek pemukiman di Tepi Barat. Terutama setelah peningkatan yang sangat signifikan dalam jumlah pemukim Yahudi dan izin pembangunan unit perumahan. Belum lama ini, Israel berupaya untuk memukimkan kembali pemukim Yahudi ke pemukiman yang secara resmi dikosongkan oleh Israel pada 2005 di utara Tepi Barat.
Pelanggaran dan kejahatan pemukim Yahudi terhadap masyarakat Palestina semakin meningkat. Pada 21 Juni terjadi serangan oleh 400 pemukim di Desa Urif, selatan Nablus. Serangan ini mengakibatkan kematian seorang warga Palestina dan melukai lebih dari 20 orang lainnya. Insiden ini juga membakar
30 rumah dan merusak 60 kendaraan.
Kemudian pada Februari di Desa Hawara, puluhan warga Palestina terluka, 30 rumah terbakar, dan 100 kendaraan hancur. Selain itu, beberapa pusat pemukiman baru didirikan dalam sebulan terakhir di Gunung Balda al-Laban, Desa Ummu Safa, dan Desa Sanjal di dekat Turmus Aya.
"Pusat-pusat pemukiman ini didirikan secara bulanan dan teratur tanpa mempedulikan sikap Palestina, Arab, dan internasional," ujar laporan YPSP.