Jumat 07 Jul 2023 18:37 WIB

Sekutu Ukraina Tak Satu Suara, Jerman Menentang AS Kirim Bom Kluster

Jerman tetap akan menerapkan kesepakatan Oslo soal bom kluster.

Tim penyelamat Ukraina bekerja di lokasi ruangan bangunan setelah roket menghantam sebuah blok apartemen di Lviv, Ukraina, Kamis (6/7/ 2023).
Foto: EPA-EFE/MYKOLA TYS
Tim penyelamat Ukraina bekerja di lokasi ruangan bangunan setelah roket menghantam sebuah blok apartemen di Lviv, Ukraina, Kamis (6/7/ 2023).

REPUBLIKA.CO.ID, WINA – Polemik mulai muncul mengenai rencana pengiriman bom kluster demi membantu Ukraina melawan Rusia. Jumat (7/7/2023), Jerman menentang pengiriman bom kluster ke Ukraina, sehari setelah AS menyatakan keinginan untuk mengirim senjata tersebut. 

Bom kluster berpotensi menyebabkan banyaknya kematian warga sipil ketika digunakan dalam perang. Banyak organisasi HAM yang mewanti-wanti agar negara sekutu Ukraina tak mengirimkan bom kluster yang pernah digunakan di perang Irak pada 2003. 

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menyatakan, negaranya merupakan salah satu dari 111 negara penandatangan  Convention on Cluster Munitions (CCM), yang melarang penggunaan bom kluster. Sedangkan AS bukan merupakan penandatangan. 

Ditanya mengenai pernyataan pejabat AS yang ingin mengirimkan bom kluster ke Ukraina, Baerbock yang hadir dalam konferensi iklim di Wina, Austria, menyatakan,’’Saya mengikuti berita di media. Bagi kami, sebagai penandatangan, kami menerapkan kesepakatan Oslo.’’

Baerbock mengacu pada CCM, yang ditandatangani di ibu kota Norwegia, Oslo pada 2008. Konvensi ini melarang penggunaan, menyetok, memproduksi, dan mengirimkan senjata kluster ini ke tempat atau negara lain. 

Gedung Putih menyatakan, pengiriman bom kluster ke Ukraina dilakukan dengan pertimbangan memadai. Namun, belum ada pengumuman resmi mengenai hal ini. Pekan depan Presiden Joe Biden akan menghadiri pertemuan NATO, diperkirakan fokus soal Ukraina. 

AS terakhir kali menggunakan bom kluster saat perang di Irak, pada 2003. Mereka memutuskan tak menggunakan kembali saat konflik berubah medannya, yaitu ke lingkungan urban yang padat dihuni oleh warga sipil. 

AS dan Inggris menggunakan 13 ribu bom kluster....

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement