Setelah mempelajari bahasa Jerman, Alshebl mengikuti program magang di aula kota  Althengstett, dekat Ostelheim. Melalui kerja magang itulah ia pertama kalinya dapat memahami bagaimana institusi publik bekerja memberikan layanan kepada masyarakat. 

‘’Saya bertanya kepada wali kota apakah bisa mengikuti pelatihan vokasional di sana. Saya membuat lamaran dan menjalani wawancara kemudian diterima,’’ ujar Alshebl yang saat di Suriah mengambil studi  perbankan dan keuangan. 

‘’Pada tahun pertama pelatihan, terpikir saya akan melakukan hal ini tetapi pertanyaannya, kapan?’’ jelas dia. DW melaporkan, sebelum mendapatkan kewarganegaraan Jerman, Alshebl bekerja untuk dewan kota lokal dekat Althengstett. 

Ia menyatakan, Ostelsheim merupakan contoh yang nyata dan membuat sejarah yang memberikan sinyal kuat mengenai toleransi. Mungkin, tambah dia, ia tak akan mendapatkan kesempatan semacam ini, menjadi wali kota, di Suriah. 

Keluarganya sangat bahagia juga terkejut. Agenda prioritasnya saat resmi menjadi wali kota adalah meningkatkan layanan anak dengan mengenalkan kembali penitipan anak sepanjang hari kerja. 

Saat ditanya sesaat setelah ia terpilih jadi wali kota, apakah Alshebl merasa sebagai orang Jerman, ia menyatakan,’’Saya bahagia di Jerman dan sangat ingin memberikan sumbangsih ke Jerman. Saya merasa memiliki masyarakat di sini.’’

Ikuti Whatsapp Channel Republika