REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Volodymyr Zelenskiy pada Sabtu (8/7/2023) menjemput lima mantan komandan garnisun Ukraina di Mariupol, yang ditahan di Turki. Lima komandan ini telah dianggap penting di Ukraina, karena memimpin pertahanan sengit selama tiga bulan di Mariupol dari pabrik baja Azovstal tahun lalu.
Rusia mengecam pembebasan tersebut. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, Ankara telah bersepakat di bawah perjanjian pertukaran untuk menahan orang-orang itu di Turki. Moskow tidak menerima pemberitahuan atas pembebasan itu.
"Kami pulang dari Turki dan membawa pulang pahlawan kami," kata Zelenskiy, yang bertemu dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan untuk melakukan pembicaraan di Istanbul pada Jumat (7/7/2023).
Ribuan warga sipil tewas di Mariupol ketika pasukan Rusia menghancurkan kota itu pada bulan-bulan pertama perang. Pejuang Ukraina bertahan di terowongan dan bunker di bawah pabrik Azovstal, sampai akhirnya diperintahkan oleh Kiev untuk menyerah pada Mei tahun lalu. Moskow membebaskan beberapa dari mereka pada September dalam pertukaran tahanan yang ditengahi oleh Ankara, dengan persyaratan yang mengharuskan para komandan tetap berada di Turki sampai akhir perang.
"Tidak ada yang memberi tahu kami tentang hal ini. Menurut perjanjian, para pemimpin kelompok ini akan tetap berada di wilayah Turki sampai akhir konflik," ujar Peskov.
Peskov mengatakan, pembebasan itu adalah hasil dari tekanan berat dari sekutu NATO Turki menjelang pertemuan puncak aliansi militer minggu depan. Ukraina berharap menerima tanda positif tentang keanggotaannya di masa depan.
Dalam sambutannya, Zelenskiy tidak memberikan penjelasan mengapa para panglima diizinkan pulang sekarang. Direktorat Komunikasi Turki tidak menanggapi permintaan komentar atas pembebasan itu. Zelenskiy berterima kasih kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan karena telah membantu mengamankan pembebasan mereka. Zelenskiy berjanji untuk membawa pulang semua tahanan yang tersisa.
"Banyak orang di dunia masih belum mengerti siapa kami, siapa Anda, apa yang diharapkan dari kami dan siapa pahlawan kami. Sekarang semua orang mengerti," ujar Zelenskiy.
Mengacu pada serangan balasan yang diluncurkan oleh pasukan Ukraina dalam sebulan terakhir, salah satu dari lima komandan yang dipulangkan dari Turki, Denys Prokopenko mengatakan, Ukraina telah merebut inisiatif strategis dan bergerak maju. Staf umum angkatan bersenjata Ukraina mengatakan, pasukan Ukraina pada Sabtu melanjutkan operasi ofensif di dua sektor di tenggara. Para pejabat mengatakan, pasukan Ukraina juga telah merebut kembali daerah-daerah di sekitar kota timur Bakhmut yang hancur. Bakhmut direbut oleh pasukan Rusia pada Mei setelah berbulan-bulan pertempuran.