Senin 10 Jul 2023 21:25 WIB

Peneliti di Ghana Antisipasi Pandemi Baru dengan Meneliti Kelelawar

Mengingat pandemi Covid, virus yang dibawa oleh kelelawar menjadi fokus penelitian.

Kelelawar memiliki banyak virus di tubuhnya. (ilustrasi)
Foto:

Bahaya konsumsi daging kelelawar 

Setiap diskusi tentang bagaimana manusia berinteraksi dengan kelelawar pasti mengarah ke topik daging hewan liar. Ada beberapa pasar yang menyediakan semua jenis daging hewan liar, termasuk pasar di jalur kereta api bekas di Accra tengah. Pasar-pasar ini adalah titik darurat di mana hewan liar, seperti kelelawar, bersentuhan dengan manusia. Ini menciptakan risiko yang ingin didahului oleh para ilmuwan ini.

Menyusul pandemi Covid-19, beberapa ahli menyerukan pelarangan pasar seperti ini jika mereka benar berperan menyebarkan virus. Meski Dr Amponsah-Mensah mengatakan tidak akan makan kelelawar, namun dia mengatakan bahwa perdagangan daging hewan liar adalah sesuatu yang telah berlangsung selama ribuan tahun dan telah mengakar dalam budaya dan sejarah masyarakat sehingga akan sulit melakukan pelarangan.

photo
Virus corona memiliki ratusan jenis yang terdapat pada berbagai macam hewan di antaranya kelelawar. - (EPA)

 

Sementara itu di laboratorium dengan keamanan tinggi yang steril di Institut Riset Medis Noguchi di kampus Universitas Ghana, kotoran kelelawar dari Kebun Binatang Accra akan dianalisis oleh Associate Professor Virologi, Kofi Bonney. Saat dia memasukkan kode rahasia ke papan tombol elektronik, dia menjelaskan bahwa laboratorium ini memiliki tekanan udara negatif untuk mencegah patogen keluar.

Sejak pandemi, Prof Bonney dan timnya mendapati diri mereka lebih sibuk dari sebelumnya dalam upaya global untuk mengatasi wabah virus apa pun di masa depan. Prof Bonney menjelaskan semakin relevannya proyek Bat OneHealth.

”Kita harus membuat lingkungan bekerja sama dengan sektor hewan dan sektor manusia. Kita harus menyiapkan sistem yang akan menangkap beberapa virus ini sejak dini sehingga kita dapat membatasi penyebaran,” ujarnya. 

Para ahli khawatir frekuensi penularan zoonosis akan meningkat seiring dengan perubahan iklim. Manusia dan hewan akan dipaksa untuk melakukan kontak yang semakin dekat karena keduanya bersaing untuk mendapatkan sumber daya seperti air dan bahkan naungan dari matahari.

 

Kelelawar sudah menjadi fokus penelitian bernilai miliaran dolar. Sebagian karena sistem kekebalan mereka yang tidak biasa, juga karena mereka dapat terbang dalam jarak yang begitu jauh. Memahami mereka dengan lebih baik, seperti yang mereka coba lakukan di Ghana, akan sangat penting bagi kesehatan planet ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement