Rabu 12 Jul 2023 06:43 WIB

Kremlin: Turki Jangan Mimpi Gabung Uni Eropa

Rusia sebut tidak ada yang mau melihat Turki di Eropa

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Turki jangan bermimpi bahwa suatu hari nanti akan diizinkan untuk bergabung dengan Uni Eropa
Foto: AP Photo
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Turki jangan bermimpi bahwa suatu hari nanti akan diizinkan untuk bergabung dengan Uni Eropa

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kremlin mengatakan, Turki jangan bermimpi bahwa suatu hari nanti akan diizinkan untuk bergabung dengan Uni Eropa. Hal ini diungkapkan juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov yang menanggapi pertanyaan tentang keputusan Turki untuk mencabut penentangannya terhadap keanggotaan Swedia di NATO dengan syarat Uni Eropa buka pintu untuk Turki.

Presiden Turki Tayyip Erdogan berusaha mempertahankan hubungan baik dengan Moskow dan Kiev selama perang 16 bulan di Ukraina. Dia telah menolak untuk bergabung dengan Barat dalam menjatuhkan sanksi terhadap Rusia atas invasi tersebut. Erdogan telah mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengunjungi Turki pada Agustus mendatang.

Baca Juga

Pada Senin (10/7/2023) Erdogan telah setuju mendukung upaya Swedia untuk bergabung dengan NATO setelah setahun memblokade langkah tersebut. Keanggotaan NATO membutuhkan persetujuan dari semua anggota aliansi.

Turki telah menahan aksesi Swedia untuk menjadi anggota NATO sejak tahun lalu. Turki menuduh Stockholm menyembunyikan aktivis Kurdi yang dianggap Ankara sebagai teroris. Serangkaian demonstrasi di Stockholm, termasuk aksi aktivis anti-Islam yang membakar Alquran, juga membuat marah pejabat Turki.

Rusia melihat ekspansi NATO sebagai ancaman terhadap keamanannya sendiri. Namun dalam konferensi pers, Peskov mengecilkan saran seorang reporter bahwa Turki menjauh dari Rusia dan menuju Barat.

“Turki dapat mengorientasikan dirinya ke Barat, kita tahu itu di sejarah Republik Turki ada periode orientasi intensif ke Barat, ada periode yang kurang yang intensif," ujar Peskov.

“Tapi kita juga tahu bahwa tidak ada yang mau melihat Turki di Eropa, maksud saya orang Eropa.  Di sini mitra kami, Turki juga tidak boleh menggunakan kaca mata yang tidak realistis," kata Peskov.

Peskov menyinggung penolakan Uni Eropa yang sudah berlangsung lama untuk mengakui Turki. Turki pertama kali mengajukan permintaan untuk bergabung dengan Uni Eropa pada 1987.

Peskov mengatakan, Rusia memahami bahwa Turki harus memenuhi kewajibannya sebagai anggota NATO atas Swedia. Peskov menambahkan, Moskow ingin terus membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan Ankara meskipun ketidaksepakatan.

Turki saat ini mencoba membujuk Rusia untuk memperpanjang kesepakatan yang memungkinkan Ukraina mengekspor biji-bijian melalui Laut Hitam. Moskow menolak kesepakatan itu dan tidak mengizinkan perpanjangan setelah 17 Juli.

Tahun lalu, Turki membantu untuk menengahi pertukaran tahanan antara Rusia dan Ukraina. Kremlin mengatakan, Putin sangat menghargai upaya Erdogan untuk menengahi perang.

Kremlin juga ingin membangun pusat baru di Turki untuk ekspor gas Rusia. Karena Moskow mengubah rute pengiriman sebagai tanggapan atas langkah Eropa yang secara tajam mengurangi ketergantungan pada energi Rusia sejak awal invasi.

Erdogan meminta Uni Eropa menghidupkan kembali tawaran keanggotaan Turki yang terhenti. Permintaan ini sebagai syarat bagi ratifikasi Turki terhadap Swedia untuk bergabung dengan NATO.

Pengumuman mengejutkan oleh Erdogan sebelum berangkat ke KTT NATO di ibu kota Lithuania menambah ketidakpastian baru pada upaya Swedia untuk menjadi anggota ke-32 aliansi NATO. Ini adalah pertama kalinya Erdogan mengaitkan ambisi negaranya untuk bergabung dengan Uni Eropa, dengan upaya Swedia untuk menjadi anggota NATO.

 “Turki telah menunggu di depan pintu Uni Eropa selama lebih dari 50 tahun, dan hampir semua negara anggota NATO kini menjadi anggota Uni Eropa,” kata Erdogan kepada wartawan di Istanbul.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement