REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, menyatakan Moskow akan terpaksa menggunakan senjata serupa jika AS memasok bom tandan ke Ukraina. Pekan lalu, AS memutuskan mengirimkan bom tandan ke Ukraina untuk melawan Rusia.
‘’Saat AS menyuplai bom tandan ke Ukraina, pasukan Rusia mau tidak mau menggunakan senjata serupa dalam melawan pasukan Ukraina,’’ kata Shoigu, Selasa (11/7/2023).
Ia mengakui Rusia juga memiliki bom tandan tetapi sejauh ini menahan diri menggunakannya dalam kampanye militer di Ukraina. Namun, AS menuding Rusia menggunakan bom tandan di Ukraina. Bahkan tingkat kegagalan meledaknya hingga 40 persen.
Ini menyebabkan medan pertempuran penuh dengan bomblet yang belum meledak. Saat bom tandan diluncurkan akan merilis bom-bom berukuran kecil (bomblet) dalam jumlah sangat banyak yang bisa saja tak meledak saat menyentuh tanah.
Washington mengeklaim, bom tandan yang dikirim ke Ukraina memiliki tingkat kegagalan kurang dari 2,35 persen. Namun, klaim AS mengenai keunggulan bom tandan yang dijanjikan untuk Ukraina disanggah oleh pihak Rusia yang menganggap bom tandannya lebih baik.
‘’Mesti dicatat pula, Rusia memiliki bom tandan untuk digunakan dalam perang, dalam situasi apapun. Mereka (bom tandan) ini lebih efektif dibandingkan yang dimiliki AS,’’ kata Shoigu. Sayangnya, dia tak menyebut detail apa keunggulan bom tandan Rusia.
Ia menambahkan, pasukan Rusia juga melindungi dari serangan bom tandan milik musuh. Selain meremehkan kemampuan bom tandan milik AS, Shoigu menyatakan pasukannya mampu meredam laju pasukan Ukraina dalam serangan balik mereka.
Bahkan pasukan Rusia memperluas penguasaan wilayah di Lyman, di sebelah timur Donetsk. Sejumlah pejabat AS membela keputusan Presiden Joe Biden membantu Ukraina dengan paket militer termasuk bom tandan.
Ukraina, sebut mereka, meminta bom tandan setelah mulai kehabisan artileri regulernya mereka dan produksi tak akan mampu memenuhi kebutuhan untuk menyerang balik Rusia. Bahkan, serangan balik sejak Juni dianggap tak sesuai harapan karena berjalan lamban.
Baik Moskow maupun Kiev menggunakan bom tandan...