Kamis 13 Jul 2023 08:20 WIB

Ratusan Ribu Anak Palestina Ikuti Kamp Musim Panas di Gaza

38 persen anak-anak di Gaza menunjukkan gejala gangguan fungsional.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Lebih dari 130 ribu anak laki -laki dan perempuan Palestina di Gaza telah bergabung dengan kamp-kamp musim panas
Foto: AP/Adel Hana
Lebih dari 130 ribu anak laki -laki dan perempuan Palestina di Gaza telah bergabung dengan kamp-kamp musim panas

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Lebih dari 130 ribu anak laki -laki dan perempuan Palestina di Gaza telah bergabung dengan kamp-kamp musim panas yang dijalankan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kegiatan ini memberikan mereka istirahat dari tekanan hidup di sebidang tanah yang berada di bawah blokade ekonomi dan sering terlibat serangan dengan Israel.

Anak-anak Palestina, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan berbeda, selama lebih dari empat minggu berpartisipasi dalam serangkaian kegiatan. Mereka akan melakukan  penghijauan, daur ulang, olahraga, menggambar, kerajinan tangan, dan pembelajaran bahasa.

Baca Juga

Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa -Bangsa untuk pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) mengatakan, sebuah studi agensi baru-baru ini menemukan bahwa 38 persen anak-anak di Gaza menunjukkan gejala gangguan fungsional. Kondisi itu pun mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka.

UNRWA menjalankan 284 sekolah di Gaza, melayani setidaknya 290 ribu siswa. Menurut UNRWA, kegiatan ini menciptakan sekitar 3.000 pekerjaan jangka pendek untuk pemuda Gaza.

"Yang paling penting adalah 130 ribu anak-anak mendapatkan kesempatan hanya untuk menjadi anak-anak terlepas dari situasi ekonomi, meskipun ada konflik yang sedang berlangsung, mereka dapat datang ke minggu -minggu musim panas UNRWA dan hanya menjadi anak-anak," kata Direktur Urusan UNRWA di Gaza Thomas White.

Palestina telah hidup melalui beberapa perang dengan Israel sejak 2008, termasuk lima hari serangan pada Mei. Kondisi itu menempatkan jumlah anak yang membutuhkan bantuan kesehatan mental di hampir seperempat dari 2,3 juta populasi yang hidup di bawah blokade yang melumpuhkan oleh Israel dan Mesir yang mengendalikan dan membatasi perbatasan Gaza.

"Saya datang ke sini untuk menghibur diri dari hal -hal yang telah saya tunduk seperti perang dan konflik yang saya saksikan. Saya mungkin tidak seperti anak-anak lain (dunia) tetapi saya mencoba untuk tetap positif tidak peduli apa yang terjadi," ujar Joanna El-Halabi yang berusia 13 tahun di satu sekolah di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara.

UNRWA didirikan pada 1949 setelah Perang Arab-Israel pertama. Badan PBB ini menyediakan layanan publik termasuk sekolah, perawatan kesehatan primer, dan bantuan kemanusiaan di Gaza, Tepi Barat, Yordania, Suriah, dan Lebanon.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement