Kamis 13 Jul 2023 15:55 WIB

Menlu Retno Ingin Cina Jadi Mitra ASEAN Wujudkan Kawasan Terbuka dan Inklusif

Cina telah menjadi mitra kunci ASEAN untuk perdamaian, stabilitas di Indo Pasifik.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Menlu negara-negara ASEAN berfoto bersama Kepala Kebijakan Luar Negeri Partai Komunis China Wang Yi di Jakarta, Kamis (13/7/2023).
Foto: AP Photo/Tatan Syuflana, Pool
Menlu negara-negara ASEAN berfoto bersama Kepala Kebijakan Luar Negeri Partai Komunis China Wang Yi di Jakarta, Kamis (13/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi menyampaikan harapan agar Cina bisa menjadi mitra Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dalam menjaga dan mewujudkan arsitektur kawasan Indo-Pasifik yang terbuka dan inklusif.

"Hanya melalui (upaya) ini kita dapat mencapai kerja sama yang saling menguntungkan demi mewujudkan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran bersama di Indo-Pasifik," kata Retno dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN bersama Cina di Jakarta, Kamis (13/7/2023).

Baca Juga

Retno mengatakan, selama lebih dari tiga dekade, Cina telah menjadi mitra kunci ASEAN untuk perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di Indo-Pasifik. Kemitraan tersebut terus berkembang dan secara ekonomi ASEAN dan Cina menjadi mitra perdagangan terbesar untuk satu sama lain dengan total perdagangan senilai 975 miliar dolar AS (sekitar Rp 14,6 kuadriliun).

Cina merupakan sumber investasi langsung asing terbesar keempat bagi ASEAN dengan nilai sebesar 13,8 miliar dolar AS (sekitar Rp 206,8 triliun) pada 2021. Saat ini, kata Retno, kemitraan tersebut bahkan menjadi lebih vital di tengah tantangan yang semakin besar.

Tahun ini menandai momen penting bagi ASEAN dan Cina karena keduanya telah menyelesaikan Pedoman Percepatan Kesimpulan Awal Kode Etik yang Efektif dan Subtantif dan menyelesaikan pembacaan kedua Draf Tunggal Teks Negosiasi Kode Etik.

Selain itu, ASEAN dan Cina juga tahun ini memperingati 20 tahun aksesi Cina ke dalam Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama (TAC). "Kerja sama ini harus terus membangun momentum positif untuk meningkatkan kemitraan yang memajukan paradigma inklusivitas dan keterbukaan, menghormati hukum internasional, dan mempromosikan budaya dialog dan kolaborasi," katanya.

Meski demikian, ia menilai perlu upaya lebih keras untuk menumbuhkan kemitraan menjadi lebih kuat lagi. Untuk itu, Retno mengandalkan dukungan berkelanjutan China terhadap ASEAN untuk implementasi konkret Outlook ASEAN pada Indo-Pasifik (AOIP), termasuk Forum Infrastruktur Indo-Pasifik ASEAN (AIPIF) pada September.

"Mari kita perkuat kerja sama kita dan terus meningkatkannya untuk menjalin kemitraan yang saling menguntungkan dan membawa manfaat bagi kawasan dan sekitarnya," ujar Retno.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement