Jumat 14 Jul 2023 23:59 WIB

Blinken Singgung Rusia yang Terus Gempur Ukraina

Blinken ungkap tidak ada kemajuan dari penyelesaian konflik di Ukraina

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Anthony Blinken dalam konferensi pers yang dilakukan usai menghadiri rangkaian acara ASEAN yang diadakan di Jakarta, Jumat (14/7/2023).
Foto: Republika/Dwina Agustin
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Anthony Blinken dalam konferensi pers yang dilakukan usai menghadiri rangkaian acara ASEAN yang diadakan di Jakarta, Jumat (14/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Anthony Blinken menegaskan Rusia akan terus melakukan serangan ke Ukraina. Pesan ini terus diulang dalam kunjungannya ke Jakarta saat hadir dalam pertemuan yang diselenggarakan ASEAN.

"Tidak saya meragukan bahwa opini global termasuk Asia Tenggara kalau kekerasan dilakukan dalam invasi Rusia ke Ukraina," ujar Blinken dalam konferensi pers yang diadakan usai menghadiri rangkaian acara yang diadakan di Jakarta, Jumat (14/7/2023)

Dalam kesempatan itu, Blinken menjelaskan, tidak ada kemajuan apa pun dalam penyelesaian konflik yang terjadi di Ukraina. Dia mengatakan, tidak ada tanda-tanda perubahan untuk masalah tersebut.

"Pesan ini jelas ke seluruh dunia, termasuk ke wilayah sini, kalau Rusia tidak akan mengakhiri invasi ke Ukraina," ujarnya Blinken.

Blinken terus mengulangi narasi tentang kekejaman yang dilakukan Rusia di Ukraina. Alasan-alasan penyerangan Rusia dinilai hanya ingin menghapuskan wilayah dan menghancurkan Ukraina.

Menurut Blinken, banyak negara yang telah menyatakan dukungan untuk Ukraina dan melawan invasi Rusia. Dia menyinggung kesuksesan atas kesepakatan Barat dalam pertemuan puncak  aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dalam mendukung Ukraina.

Dalam pertemuan anggota NATO di  Vilnius, Lithuania, pada 11-12 Juni 2023, NATO membatalkan persyaratan bagi Ukraina untuk memenuhi Rencana Aksi Keanggotaan (MAP). MAP merupakan daftar tujuan politik, ekonomi dan militer yang harus dipenuhi oleh negara-negara Eropa timur lainnya sebelum bergabung dengan aliansi. Dengan penghapusan itu, secara efektif menghilangkan rintangan jalan Kiev masuk ke aliansi.

Selain itu, beberapa negara Barat pun memberikan jaminan keamanan dengan janji pengiriman senjata, armada, pelatihan untuk pasukan Ukraina, hingga kucuran dana. Contoh saja Prancis yang bergabung dengan Inggris dalam memasok Ukraina dengan rudal jelajah jarak jauh. 

Senjata ini yang dapat menempuh jarak 250 km. Pengiriman ini memungkinkan pasukan Ukraina menyerang pasukan dan pasokan Rusia jauh di belakang garis depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement