REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Koordinator baru Uni Eropa untuk memerangi kebencian anti-Muslim Marion Lalisse mengatakan Uni Eropa (UE) memiliki rencana konkret untuk memerangi Islamofobia, Kamis (13/7/2023).
Lalisse yang dilantik pada 2 Februari lalu mengadakan konferensi pers di Brussels dan menjawab pertanyaan dari wartawan. Dia menyoroti bahwa komunitas Muslim di Eropa adalah minoritas agama terbesar dengan jumlah, persentase, dan asal yang beragam di antara negara-negara anggota.
“Namun, poin utamanya adalah komunitas Muslim di UE merupakan bagian integral dari masyarakat kita. Kami mengusulkan penyusunan dokumen dengan memetakan fenomena kebencian terhadap umat Islam,” kata Lalisse.
Ditanya tentang rencana konkret untuk memerangi Islamofobia, merujuk pada insiden pembakaran Alquran di Swedia, dia mengatakan akan menitikberatkan kebijakan untuk memerangi kebencian anti-Muslim di berbagai sektor, seperti pendidikan, keamanan, migrasi, dan banyak bidang pekerjaan.
“Kami akan menjaga dialog dengan berbagai institusi, masyarakat sipil, aktor, warga negara dan organisasi internasional. Kami akan menerapkan kebijakan berbasis bukti dan meningkatkan kesadaran di antara warga dan institusi tentang fenomena Islamofobia,” kata dia.