REPUBLIKA.CO.ID, CHIGASAKI -- Lautan manusia memadati Festival Hamaori yang digelar bertepatan dengan peringatan Hari Laut Jepang (Umi No Hi) di Pantai Nishihama, Kota Chigasaki, Prefektur Kanagawa, Senin (17/7/2023). Sejak dini hari, pengunjung memadati pesisir pantai tersebut guna menyaksikan festival yang menandai awal musim panas itu.
Festival itu identik dengan prosesi membopong omikoshi atau kuil yang dapat dipindahkan (portable shrine) dari lokasi asalnya hingga Pantai Nishihama, sembari meneriakkan 'Dokkoi..Dokkoi'. Prosesi itu berlangsung sejak tengah malam hingga subuh karena melibatkan puluhan omikoshidari berbagai kuil yang tidak hanya dari Chigasaki, tetapi juga di kota tetangga, Samukawa.
Keunikan itu pula yang mendorong wisatawan Prancis Clment Rager bersama rekannya menyaksikan langsung festival tersebut di Pantai Nishihama.
"Sesuatu yang mereka bawa, saya tidak tahu namanya (omikoshi), sangat indah dan sangat spesifik dengan budaya Jepang. Selain itu, yel-yel dari mereka untuk menyemangati satu sama lain, sangat menarik dan sangat menghibur," kata Rager.
"Keunikan lainnya adalah kuil-kuil tersebut dikumpulkan di satu tempat di pantai yang tidak ditemukan dalamfestival mana pun di Jepang," sambung dia.
"Festival ini sangat lekat dengan Kota Chigasaki yang mana tidak ada di festival lain," kata Rager.
Dia menilai waktu penyelenggaraan festival juga sangat menarik, yakni subuh hingga pagi hari saat matahari terbit memamerkan keindahannya.
"Matahari terbit sangat menakjubkan, semuanya luar biasa. Saya merasa senang saat ini. Pengalaman yang luar biasa buat saya," katanya lagi.
Rager mengaku pertama kalinya menyaksikan Festival Hamaori yang digelar setahun sekali itu. "Jika kalian berkesempatan untuk pergi ke Jepang, sempatkanlah lihat festival ini karena atmosfernya luar biasa," ujar dia.
Sejak 1978, Festival Hamaori ditetapkan sebagai Properti Kebudayaan Rakyat Tak Benda Prefektur Kanagawa dan pada 1982 terpilih menjadi satu dari 50 festival teratas di prefekturitu. Tahun ini festival tersebut diikuti 32 omikoshiyang di antaranya dari Kuil Yasaka, Jukkensaka Dai-Rokuten, Shinmachi Itsukushima.
Sekitar pukul 02.00-03.00 dini hari, ketiga omikoshi itu memasuki area pantai untuk disusul omikoshi lainnya dari Nanko, Yamagishima, Tsurumine, dan Nanako. Setelah semua omikoshi dijajarkan, prosesi doa pun digelar yang dilanjutkan dengan penyerahan persembahan hasil bumi, berupa beras, sayuran dan minuman yang diletakkan di bagian depan setiap kuil.
Prosesi selanjutnya adalah memanggul omikoshi ke bibir pantai, tetapi tidak dilarung ke laut dan dikembalikan ke kuil asal. Proses ini lazim disebut o-dachi. Hamaori bermakna turunnya dewa di pantai. Festival itu kini diperingati bertepatan dengan Hari Laut sebagai momentum perayaan kesejahteraan dan karunia air di Jepang.
Kemeriahan Festival Hamaori tahun ini juga karena kian longgarnya aturan pembatasan sosial dan karena tidak ada lagi kewajiban mengenakan masker.