REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tiba di Arab Saudi pada Senin (17/7/2023). Saudi merupakan perhentian pertama tur Teluk dengan harapan tinggi untuk mendatangkan investasi dan keuangan bagi Turki.
Siaran televisi yang dikelola pemerintah Saudi al-Ekhbariya menunjukkan beberapa pejabat Saudi menyambut Erdogan ketika tiba di tempat forum bisnis Saudi-Turki di kota Laut Merah Jeddah. Menurut laporan kantor berita milik pemerintah Saudi Saudi Press Agency, Erdogan bertemu dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman yang juga penguasa de facto kerajaan pada Senin malam.
Turki berupaya meredakan ketegangan anggaran, inflasi kronis, dan mata uang yang melemah. Investasi dan pendanaan dari Teluk telah membantu meringankan tekanan pada ekonomi Turki dan penyangga mata uang keras sejak 2021.
Kondisi yang membaik ini terjadi saat Turki meluncurkan upaya diplomatik untuk memperbaiki hubungan dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA). "Kunjungan ini memiliki dua topik utama: investasi, dan dimensi keuangan. Kami memiliki harapan besar untuk keduanya," kata Erdogan pada konferensi pers di bandara Istanbul sebelum berangkat ke Saudi.
Kunjungan Erdogan ke Saudi adalah perhentian pertama dalam tur Teluk yang mencakup Qatar dan UEA antara 17-19 Juli. “Turki akan memiliki peluang investasi yang serius di industri pertahanan, investasi infrastruktur dan suprastruktur di ketiga negara tersebut,” kata Erdogan.
“Selain itu, negara-negara tersebut akan memiliki kesempatan untuk membeli aset tertentu dari Turki,” ujarnya.
Dua pejabat senior Turki mengatakan sebelumnya, Ankara mengharapkan negara-negara Teluk untuk melakukan investasi langsung sekitar 10 miliar dolar AS pada awalnya. Investasi yang diharapkan berbentuk aset domestik ini sebagai hasil dari perjalanan Erdogan ke wilayah tersebut.
Bulan lalu, Wakil Presiden Cevdet Yilmaz dan Menteri Keuangan Turki Mehmet Simsek melakukan perjalanan ke UEA untuk membahas peluang kerja sama ekonomi dengan para mitranya. Mereka bertemu dengan Presiden UEA Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan.
Erdogan menunjuk Yilmaz dan Simsek setelah pemilihan pada Mei lalu. Pemilihan kedua sosok itu sebagian upaya putaran balik setelah bertahun-tahun kebijakan ekonomi yang tidak ortodoks yang membuat inflasi melonjak dan cadangan devisa bersih ke rekor terendah pada Mei. Sebagai bagian dari pivot, bank sentral menaikkan suku bunga sebesar 650 basis poin bulan lalu.
Data menunjukan pada Senin, defisit anggaran Turki melonjak menjadi 219,6 miliar lira pada Juni, tujuh kali lipat defisit setahun sebelumnya. Inflasi tahunan mendekati 40 persen di Juni, sementara lira telah melemah hampir 29 persen tahun ini.