Selasa 18 Jul 2023 10:56 WIB

Filipina Hati-Hati Terima Pengungsi Afghanistan

Manila masih mempertimbangkan masalah politik dan keamanan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Pengungsi Afghanistan (ilustrasi). Pemerintah Filipina masih hati-hati mempertimbangkan permintaan untuk menampung sementara warga negara Afghanistan.
Foto: AP Photo/Massoud Hossaini
Pengungsi Afghanistan (ilustrasi). Pemerintah Filipina masih hati-hati mempertimbangkan permintaan untuk menampung sementara warga negara Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengatakan pada Senin (17/7/2023), bahwa pemerintahnya masih hati-hati mempertimbangkan permintaan untuk menampung sementara warga negara Afghanistan. Manila masih mempertimbangkan masalah politik dan keamanan.

Permintaan penampungan sementara warga Afghanistan yang menunggu visa AS pertama kali disampaikan tahun lalu oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. Isu ini kembali diangkat ketika Marcos mengunjungi Washington DC pada Mei.

Baca Juga

Rincian lengkap dari permintaan tersebut belum dipublikasikan dan masih didiskusikan. “Saya ingin mewujudkan naluri keramahtamahan orang Filipina,” kata Marcos.

Menurut Marcos. ada kasus di mana pengungsi tidak diterima di tempat lain. "Namun kami menerima mereka. Dan mereka yang kami bantu tidak melupakan kami. Itulah karakter orang Filipina," ujarnya dikutip dari ArabNews.

Hanya saja, Marcos menegaskan, kasus tentang pengungsi Afghanistan adalah kondisi yang berbeda. Keberadaan mereka di Filipina sangat kental dengan kondisi politik dan keamanan.

“Ini lebih rumit. Jadi, kami akan melihatnya dengan sangat, sangat baik sebelum membuat keputusan," ujar presiden Filipina itu.

Masih ada beberapa kendala besar dalam menyetujui permintaan AS meskipun ada kemajuan dalam diskusi. Marcos mengatakan, Filipina akan terus berkonsultasi dengan pihak AS.

Marcos mengatakan sebelumnya, bahwa para pejabat AS telah menyampaikan kepadanya maksimal 1.000 warga negara Afghanistan yang diizinkan tinggal di Filipina pada satu waktu, sementara visa imigran khusus mereka sedang diproses.

Filipina adalah pihak Konvensi Pengungsi PBB 1951 dan memiliki sejarah panjang menerima pengungsi yang melarikan diri dari perang dan penganiayaan di negara asalnya.  Rekam jejak Filipina dalam menampung pengungsi mungkin juga menjadi faktor yang dipertimbangkan oleh AS.

“Mereka mungkin berpikir bahwa Filipina, yang lebih dulu menerima kewarganegaraan lain, yang akan menjadi kontroversial pada masa itu, dapat menjadi titik awal yang nyaman,” kata pensiunan jenderal dan sejarawan militer Restituto Aguilar.

“Ketika kami berbicara dengan mereka, kami juga harus meletakkan kartu kami. Dalam menerima tantangan atau tanggung jawab itu, kita harus yakin bahwa mereka akan membantu memastikan bahwa akan ada pengamanan (untuk Filipina)," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement