REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris mencabut sanksi terhadap pengusaha yang pernah kritisi invasi Rusia di Ukraina, Oleg Tinkov, pada Kamis (20/7/2023). Inggris menjatuhkan sanksi kepada Tinkov, yang merupakan pendiri bank digital Tinkoff, sebulan setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022.
Inggris menyebut Tinkov sebagai seorang pengusaha Rusia terkemuka yang telah terlibat dalam bidang strategis, yang penting bagi Pemerintah Rusia. Tinkov menentang sanksi itu. Tinkov kerap mengkritik tindakan Rusia di Ukraina.
Setelah perang berkecamuk, Tinkov melepas sahamnya di Tinkoff Bank. Dia akhirnya melepaskan kewarganegaraan Rusia pada Oktober lalu. Tinkov mengatakan, dia tidak ingin dikaitkan dengan fasisme atau orang yang bekerja sama dengan "pembunuh".
"Saya memutuskan meninggalkan kewarganegaraan Rusia setelah Rusia menginvasi Ukraina yang merdeka. Saya menentang perang ini dan pembunuhan orang-orang yang damai," ujar Tinkov di Instagramnya pada November tahun lalu.
Departemen Keuangan Inggris mengatakan, Tinkov telah dihapus dari daftar konsolidasi dan tidak lagi dikenai sanksi pembekuan aset atau layanan kepercayaan. Mantan taipan minyak Rusia Mikhail Khodorkovsky dan miliarder Inggris Richars Branson termasuk di antara tokoh-tokoh terkenal yang mendukung Tinkov.
"Saya sangat yakin bahwa Tinkov telah salah dimasukkan dalam daftar orang Rusia yang dikenai sanksi. Dia adalah seorang pengusaha Rusia yang kaya, dia tidak pernah menjadi oligarki. Saya selalu mengenalnya sebagai pengusaha dinamis mandiri. Itulah mengapa saya menyukai dan mendukungnya dan terus melakukannya," ujar Branson dalam laporan The Times.
Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan Inggris tidak mengomentari pertanyaan lebih lanjut tentang keputusan untuk mencabut sanksi dan apakah pembelaan Branson berperan dalam pencabutan sanksi itu.
Firma hukum Corker Binning, yang mewakili Tinkov mengatakan menyambut baik keputusan pencabutan sanksi itu. Pengacara Tinkov mengatakan penentangannya terhadap invasi telah menyebabkan pemerintah Rusia memaksanya menjual 35 persen sahamnya di Grup TCS, yang merupakan pemilik Tinkoff kepada miliarder Rusia Vladimir Potanin.