REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) meluncurkan smartphone (ponsel) terbaru yang diberi nama 'Samtaesong 8'. Ponsel tersebut pertama kali diperkenalkan melalui siaran stasiun TV negara, Korean Central Television (KCTV) yang mempromosikan penggunaan smartphone yang tepat dan aman.
Dilansir laman Korea Herald pada Sabtu (22/7/2023), 'Samtaesong' dalam kamus Bahasa Korut mengacu pada 'tiga bintang terang'. Tiga bintang terang yang dimaksud, yaitu pendiri Korut Kim Il-sung, istrinya Kim Jong-suk dan putranya Kim Jong-il. Mereka merupakan pahlawan perlawanan bersenjata terhadap pendudukan Jepang.
KCTV menyarankan kepada warga Korut yang menonton untuk menunggu satu hingga dua detik sebelum menjawab panggilan telepon. Hal itu guna terhindar dari gelombang elektromagnetik, menyesuaikan kecerahan mata, dan membatasi waktu layar anak-anak.
Samtaesong 8 menampilkan desain eksterior yang mirip dengan ponser yang diproduksi oleh Samsung Electronics Korea Selatan atau Huawei Cina. Smartphone itu memiliki kamera ganda di belakang dan satu di depan.
Sebelumnya, Korut telah mengenalkan model ponsel lainnya, seperti Pyongyang Touch dan Arirang. 'Samtaesong 8' merupakan tambahan baru. Belum dipastikan apakah 'Samtaesong 8' diproduksi di Korut atau diimpor dari China.
Hingga kini, negara terisolasi tersebut tidak terlalu familiar dengan internet. Ponsel di Korut pun tidak memiliki akses internet selain intranet Korut yang dapat diakses melalui kartu SIM. Tapi jutaan warganya telah punya akses ke jaringan seluler.
Sementara itu, dalam sebuah foto yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea, KCNA, pemimpin Korut Kim Jong-un terlihat menggunakan ponsel lipat yang mirip dengan Samsung Galaxy atau Huawei. Menurut laporan tahun 2022 oleh wadah pemikir nirlaba Stimson Center, sekitar 6,5 juta hingga 7 juta warga Korut diperkirakan memiliki akses ke jaringan seluler.
Korut diyakini telah mulai memperkenalkan jaringan seluler pada 2002, tetapi mereka tidak lepas hingga tahun 2008 Koryolink diluncurkan. Koryolink adalah perusahaan patungan antara perusahaan telekomunikasi Mesir dan Korporasi Pos dan Telekomunikasi Korut.
Ponsel pintar kemudian mulai menyebar dengan cepat di Pyongyang dan kota-kota besar lainnya pada tahun 2013. Sebagian besar ponsel diimpor dari China hingga ponsel pintar Arirang pertama yang diproduksi secara lokal diperkenalkan ke publik pada Agustus 2013.
Menurut laporan CNN, ponsel Arirang dijual seharga 350 dolar AS di Pyongyang pada tahun 2017. Ponsel di Korut dilaporkan memiliki fitur berteknologi tinggi termasuk kecerdasan buatan dan fitur identifikasi biometrik seperti pengenalan suara dan wajah.