Ahad 23 Jul 2023 06:25 WIB

Denmark: Aksi Pembakaran Alquran Memicu Perpecahan

Denmark mengungkapkan, pembakaran Alquran merupakan tindakan provokatif.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ferry kisihandi
Demonstran mengangkat tangan dan mengangkat Alquran saat mereka menghadiri protes menentang pembakarannya di Swedia.
Foto:

Aksi pembakaran tersebut dilakukan pelaku yang sama, imigran asal Irak bernama Salwan Momika, yang pada 28 Juni 2023 membakar Alquran di sebuah masjid di Stockholm. Aksi tersebut dilakukan saat umat Muslim di sana merayakan Idul Adha. 

Momika memperoleh izin dari otoritas Swedia untuk melaksanakan aksinya. Sebelum dibakar, Momika sempat menggunakan lembaran-lembaran Alquran yang dirobeknya untuk menyeka sepatunya. Dia bahkan meletakkan daging babi pada lembaran tersebut.

Setelah itu, Momika, yang mengenalkan diri sebagai ateis sekuler di media sosial, melakukan pembakaran. Aksi pembakaran Alquran oleh Momika memantik kecaman luas, tak hanya dari negara-negara Muslim, tapi juga Uni Eropa dan Rusia. 

Pemimpin gereja Katolik, Paus Fransiskus, turut melayangkan kritik keras atas aksi penistaan Alquran tersebut. Karena belum memperoleh kewarganegaraan Swedia, Pemerintah Irak disebut meminta Swedia mendeportasi Salwan Momika. 

Hal itu karena Baghdad hendak mengadilinya atas dakwaan penghinaan terhadap kesucian Islam. Momika memuji politisi sayap kanan berkebangsaan Swedia-Denmark, Rasmus Paludan. Paludan membakar Alquran di luar Kedubes Turki di Stockholm pada 21 Januari 2023 lalu. 

Aksi itu menjadi bentuk protes Paludan terhadap Turki karena tak kunjung memberi persetujuan agar Swedia dapat bergabung dengan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement