Mereka menyebar dari Mali dalam beberapa dekade terakhir. Niger menjadi sekutu kunci bagi negara Barat dalam meredam kelompok perlawanan. Mereka juga sekutu dekat Uni Eropa (UE) dalam menecegah imigran ilegal dari sub-Sahara Afrika.
Maka tak heran, Uni Eropa mengecam upaya kudeta tersebut.’’UE mengutuk upaya apapun yang menyebabkan guncangnya demokrasi dan mengancam stabilitas Niger,’’ kata Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Josep Borrell.
Tahun lalu, Prancis mengerahkan pasukannya dari Mali ke Niger setelah hubungan dengan pemerintahan sementara mereka buruk. Mereka juga menarik pasukan khususnya dari Burkina Faso karena terjadi ketegangan.
AS menyatakan telah menggelontorkan 500 juta dolar AS sejak 2012 untuk membantu Niger meningkatkan keamanannya. Jerman pada April mengumumkan akan bergabung dengan misi militer Eropa selama tiga bulan untuk meningkatkan kemampuan militer Niger.
‘’Bazoum merupakan satu-satunya harapan Barat di wilayah Sahel. Prancis, AS, dan UE telah mengerahkan banyak sumber daya untuk membantu Niger dan pasukan keamanannya,’’ ungkap Ulf Laessing, kepala program Sahel lembaga think tank Konrad-Adenauer-Stiftung.
Ia menambahkan, kudeta akan menciptakan kesempatan bagi Rusia dan aktorl lainnya menebar pengaruhnya di Niger.