Sabtu 29 Jul 2023 12:59 WIB

Kemenhan Inggris tak Sengaja Kirim Surel Rahasia ke Sekutu Dekat Rusia

Kesalahan pengriman surel rahasia juga pernah dilakukan oleh Kemenhan AS.

Surat elektronik (ilustrasi). Kementerian Pertahanan Inggris meluncurkan investigasi internal setelah serangkaian surel berisi informasi rahasia terkirim ke Mali. Mali merupakan sekutu dekat Rusia.
Surat elektronik (ilustrasi). Kementerian Pertahanan Inggris meluncurkan investigasi internal setelah serangkaian surel berisi informasi rahasia terkirim ke Mali. Mali merupakan sekutu dekat Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, BIRMINGHAM -- Kementerian Pertahanan Inggris meluncurkan investigasi internal setelah serangkaian surel berisi informasi rahasia terkirim ke Mali. Mali merupakan sekutu dekat Rusia.

Surat-surat elektronik itu sebenarnya ditujukan kepada militer Amerika Serikat, yang menggunakan nama domain ".mil". Namun, huruf "i" itu tidak terketik oleh para petugas dan akhirnya pesan-pesan tersebut terkirim ke domain "ml" alias Mali --salah satu negara di kawasan Afrika Barat.

Baca Juga

Media massa Inggris melaporkan bahwa surat-surat elektronik itu tidak berisi informasi yang bisa membahayakan operasi keamanan Inggris Raya. Mali adalah sekutu kuat Moskow. Para tentara bayaran kelompok asal Rusia, Grup Wagner, bergabung dengan Mali dalam memerangi kelompok-kelompok pemberontak di negara itu.

Kejadian salah kirim surel itu muncul dua pekan setelah beberapa pejabat AS membenarkan laporan bahwa selama bertahun-tahun jutaan surel sensitif militer AS ternyata terkirim ke Mali. Penyebabnya sama: salah ketik.

Kebocoran yang tidak disengaja itu telah menyebabkan informasi sangat sensitif, termasuk dokumen-dokumen diplomatik, laporan pajak, kata sandi, serta perincian perjalanan para pejabat tinggi, terbuka.

Kesalahan pengiriman surel itu juga terus terjadi kendati sudah ada serangkaian peringatan selama satu dasawarsa. Kejadian salah kirim surel pertama kali dilaporkan oleh pengusaha internet Belanda, Johannes Zuurbier, yang mengelola domain negara Mali.

Zuurbier pernah mengungkapkan kepada surat kabar Financial Times bahwa sejak Januari tahun ini saja ia telah mengumpulkan hampir 117.000 surel yang salah tujuan dari Departemen Pertahanan AS. Jumlah itu, ujarnya, lebih banyak muncul pada tahun-tahun sebelumnya.

sumber : Antara/Anadolu Agency
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement