Selasa 01 Aug 2023 10:27 WIB

Inggris Latih Pasukan Ukraina untuk Menjadi Instruktur Senjata

Inggris mengirimkan 30 tank tempur AS90 dan 14 tank tempur Challenger 2 ke Ukraina.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
 Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bertemu dengan pasukan Ukraina yang sedang dilatih untuk memimpin tank Challenger 2 di sebuah fasilitas militer di Lulworth, Dorset, Inggris, Rabu 8 Februari 2023.
Foto: Andrew Matthews/Pool via AP
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bertemu dengan pasukan Ukraina yang sedang dilatih untuk memimpin tank Challenger 2 di sebuah fasilitas militer di Lulworth, Dorset, Inggris, Rabu 8 Februari 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pelatihan yang dilakukan tentara Inggris untuk tentara Ukraina telah memasuki fase baru yang penting, dengan lebih dari 100 orang pasukan Ukraina akan dilatih untuk menjadi instruktur penggunaan senjata bagi tentara Ukraina dalam menghadapi Rusia. 

Para tentara Ukraina telah mengambil bagian dalam kursus intensif di Wiltshire untuk meningkatkan keterampilan mereka, dalam menggunakan senjata artileri yang dapat digerakkan sendiri. 

Baca Juga

Pemerintah Inggris telah mengirimkan sekitar 30 tank tempur AS90 dan 14 tank tempur Challenger 2 dikirim ke Ukraina, seperti yang telah diumumkan oleh perdana menteri Inggris beberapa waktu lalu. Dan pelatihan ini akan membantu militer Ukraina menjadi lebih mandiri.

Para instruktur Ukraina diajari cara menembak dan memperbaiki artileri, sehingga mereka dapat mengajarkannya kepada tentara mereka yang berada di lapangan atau di negara asalnya.

Kementerian Pertahanan Ukraina telah melatih 120 personel Ukraina untuk menggunakan AS90 dalam beberapa bulan terakhir dan pada bulan Juni, 12 komandan juga dilatih.

"Mereka ingin mandiri, mereka ingin mandiri dan ini benar-benar salah satu langkah pertama untuk memungkinkan mereka melakukan itu," ujar Kapten Richard Duggan, dari Royal Dragoon Guards, mengatakan.

"Hal ini memungkinkan mereka untuk kembali ke negara asal mereka dan memberikan pelatihan kepada rakyat mereka," tambahnya.

Tentara Ukraina, Ruslan, berusia 50-an tahun yang ikut dalam pelatihan, merupakan seorang insinyur konstruksi sebelum invasi Rusia ke negaranya pada Februari 2022. Dia telah menjalani kehidupan tentara dengan sangat cepat, dan kini dia menjadi salah satu dari mereka yang dilatih untuk menginstruksikan para tentara dalam menggunakan persenjataan.

"Pelatihan itu sangat penting," katanya. "Pelatihan yang kami jalani di sini pasti akan meningkatkan efektivitas kami dan kemungkinan untuk melakukan tindakan balasan.

"Sekarang, ketika kami diberikan senjata dan keterampilan serta pengetahuan yang diperlukan, kami hanya akan tahu bagaimana cara melakukannya dan bagaimana cara bekerja dan bagaimana menggunakannya dengan cara yang benar. Semakin banyak senjata dan semakin banyak peluru, kemenangan semakin dekat," ujar Ruslan.

Pelatihan AS90, yang memiliki jangkauan 15 mil (24,7 km), berlangsung di fasilitas spesialis di bawah kendali Royal School of Artillery. Ukraina memiliki berbagai latar belakang, mulai dari tentara artileri berpengalaman, hingga mereka yang memiliki sedikit atau tanpa pengalaman militer sama sekali. Dan mereka mengakui ada banyak informasi yang bisa didapat dalam waktu singkat.

Sersan Kepala Michael Perkins, dari Royal Artillery, mengatakan pihaknya telah mengajari mereka cara kerjanya, cara menyervisnya, cara mengatasinya jika senjata itu rusak di lapangan.

"Mereka menerimanya dengan tenang, mereka telah menjadi spons dan mereka telah menyerap semua yang telah kami sampaikan kepada mereka," kata Perkins.

Tidak ada rencana untuk menghentikan pelatihan di negara ini, dengan Angkatan Darat Inggris berkomitmen untuk mendukung Ukraina, kata Kementerian Pertahanan. Inggris merupakan donor terbesar kedua untuk Ukraina, dengan komitmen sebesar 2,3 miliar poundsterling pada tahun 2022.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement