REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Sedikitnya lima orang, termasuk dua personil polisi tewas dalam bentrokan antara umat Hindu dan Muslim di negara bagian Haryana, India, yang bertetangga dengan ibukota New Delhi, pada hari Senin (31/8/2023), demikian ungkap para pejabat kepolisian kepada Reuters.
Kekerasan meletus ketika sebuah prosesi keagamaan Hindu melewati wilayah Nuh yang didominasi oleh umat Muslim, yang terletak sekitar 50 kilometer jauhnya dari New Delhi.
"Prosesi tersebut dimaksudkan untuk berpindah dari satu kuil ke kuil lainnya, namun bentrokan terjadi antara dua kelompok dalam perjalanan, yang mengakibatkan tewasnya empat orang," ujar Krishan Kumar, juru bicara kepolisian Nuh, kepada Reuters.
Dia mengatakan dua dari korban tewas adalah anggota penjaga rumah, sebuah pasukan sukarela yang membantu polisi mengendalikan gangguan sipil. "Setidaknya 10 orang personil polisi lainnya terluka dalam bentrokan tersebut," kata Krishan Kumar menambahkan.
Namun, pada Senin malam, kekerasan meluas ke daerah tetangga Gurugram, di mana sebuah masjid dibakar pada tengah malam, menewaskan satu orang dan melukai satu orang lainnya. Gurugram, yang sebelumnya dikenal sebagai Gurgaon, berbatasan dengan New Delhi dan telah muncul sebagai pusat bisnis untuk negara ini, yang menjadi tempat bagi beberapa perusahaan multinasional.
Perintah larangan telah dikeluarkan untuk distrik ini setelah beberapa mobil dibakar pada hari Senin malam, dan sekolah-sekolah dan perguruan tinggi telah diarahkan untuk tetap tutup hingga hari Selasa (1/8/2023).
"Para penyerang (yang membakar masjid) telah diidentifikasi dan beberapa di antaranya telah ditangkap," kata Polisi Gurgaon dalam sebuah pernyataan pada Selasa pagi, seraya menambahkan bahwa keamanan di sekitar tempat ibadah juga diperketat.
Ketua Menteri Haryana Manohar Lal Khattar, dalam sebuah posting di platform pesan X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, juga mengutuk insiden di Nuh, di mana perintah jam malam telah diberlakukan dan Internet dimatikan.
"Mereka yang bersalah tidak akan dibebaskan dengan cara apa pun, tindakan tegas akan diambil terhadap mereka," katanya.