REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Polandia mengakui bahwa peningkatan impor biji-bijian dari Ukraina membuat bingung. Petani lokal sekarang mengeluh bahwa beberapa biji-bijian Ukraina telah membanjiri ke pasar Polandia, menurunkan harga produk dalam negeri.
"Ada bidang-bidang yang menjadi sengketa bagi kita, atau saya bahkan akan mengatakan konflik, seperti yang terjadi dalam hubungan antara dua negara berdaulat. Ini berlaku untuk biji-bijian dan, lebih luas lagi, produk pertanian,” ujar Menteri Dalam Negeri Polandia Wojciech Kolarski mengatakan kepada Polish Radio pada Selasa (1/8/2023).
Pada 17 Juli, Rusia menarik diri dari perjanjian yang ditandatangani dengan Ukraina, Turki, dan PBB di Istanbul pada Juli 2022. Kesepakatan ini membentuk koridor aman melalui Laut Hitam untuk ekspor dari tiga pelabuhan Ukraina sejak perang dimulai pada Februari tahun itu.
Lebih banyak biji-bijian diharapkan melewati Polandia dalam perjalanan ke pasar global mengikuti keputusan pemerintah Rusia. Namun keputusan ini justru membuat produk dalam negeri tergerus.
Dengan pemilihan parlemen yang diharapkan akan berlangsung pada Oktober, partai Law and Justice (PiS) yang berkuasa terjebak di antara menenangkan petani domestik, sumber dukungan utama, dan menjaga hubungan baik dengan Ukraina. Kolarski menyatakan, bahwa Ukraina mempertahankan kebebasan dan kedaulatannya.
“Masalah biji-bijian adalah bukti bahwa itu adalah negara bebas dan berdaulat yang juga menjalankan kebijakannya sendiri, berbeda dari Polandia,” ujar Kolarski.
Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki baru-baru ini, pemerintah bermaksud untuk mempertahankan larangan impor biji-bijian dari Ukraina setelah 15 September. Pemerintah Polandia akan menuntut agar embargo pengangkutan biji-bijian Ukraina diperpanjang setidaknya hingga akhir tahun.
Kepala pemerintah Ukraina Denis Shmyhal mengatakan, bahwa pengumuman pemerintah Polandia tidak ramah dan populis. Wakil Perdana Menteri Ukraina dan Menteri Ekonomi Yulia Svyrydenko menyatakan di media sosial X, memblokir biji-bijian Ukraina di perbatasan Uni Eropa tidak dapat diterima.
"Agresi Rusia merupakan ancaman nyata bagi petani kami, penghancuran pelabuhan dan lumbung biji-bijian, serta blokade Laut Hitam, membuat pekerjaan menjadi sulit dan berbahaya," ujar Svyrydenko dikutip dari Anadolu Agency.
Menyusul penarikan dari perjanjian biji-bijian, menurut Kementerian Luar Negeri Ukraina, Rusia menembaki infrastruktur pelabuhan Ukraina di Laut Hitam. Kiev mengklaim bahwa 26 fasilitas infrastruktur pelabuhan dan lima kapal yang mengangkut biji-bijian dan produk pertanian lainnya dihancurkan.
Rumania dan Kroasia telah melangkah untuk membantu transportasi biji-bijian dari Ukraina, tetapi rute Polandia sangat penting. Lithuania mengusulkan untuk mengalihkan ekspor biji-bijian Ukraina melalui Polandia ke pelabuhan Klaipeda di Baltik dan empat pelabuhan lainnya di Estonia dan Latvia.
Infrastruktur kereta api Ukraina tidak sesuai dengan sebagian besar jaringan kereta api Negara Anggota Uni Eropa. Padahal jalur darat tersebut bisa menjadi alternatif untuk mengangkut biji-bijian karena truk ke kapal kargo mahal dan memakan waktu.