REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Wali Kota Kiev Vitali Klitschko dan perwira militer Ukraina mengatakan, unit anti-pesawat menembak jatuh serangan drone ke ibu kota. Puing-puing drone tersebut jatuh di tiga distrik, tapi tidak menimbulkan korban jiwa.
Di aplikasi kirim pesan Telegram, Selasa (2/8/2023), Klitschko mengatakan puing-puing drone jatuh di pusat distrik Solomianskyi dan sebuah gedung non-pemukiman rusak. Layanan darurat sudah tiba di lokasi kejadian.
Klitscho mengatakan, puing-puing itu juga jatuh di Distrik Svyatoshyn di sebelah barat Kiev. Sebuah pohon terbakar.
Kepala administrasi militer Kiev Serhiy Popko mengatakan, puing-puing juga jatuh di taman bermain di Distrik Holosiivsky, dekat pusat kota. Sebuah gedung non-permukiman terbakar.
Tidak ada laporan korban jiwa atau terluka dalam dua laporan tersebut. Suara sirine serangan udara di ibu kota dan daerah sekitarnya serta beberapa daerah lain di Ukraina sudah dimatikan.
Sebelumnya dilaporkan pasukan Ukraina berhasil merebut kembali Desa Staromaiorske, keberhasilan terbesar mereka dalam beberapa pekan terakhir. Namun, kemajuan tersebut memakan banyak korban. Pasukan yang menjadi ujung tombak serangan balik Ukraina mengatakan, pertempuran di sepanjang garis depan di tenggara Ukraina lebih sulit dan mematikan dibandingkan yang diperkirakan.
Sementara, setiap rencana serbasalah dan musuh dipersiapkan dengan baik. "Pasukan Rusia menunggu kami," kata seorang tentara Ukraina berusia 29 tahun yang mengidentifikasi dirinya sebagai Bulat, Selasa (1/8/2023) kemarin.
"Mereka menembakan senjata anti-tank dan peluncur granat ke kami. Kendaraan yang saya bawa melewati ranjau anti-tank, tapi semuanya baik-baik saja, kendaraan menerima serangan, dan semua orang selamat, kami turun dan berlari menuju perlindungan. Karena sebagian besar hal penting terlindungi dan melanjutkan perjalanan," kata Bulat yang berasal dari unit kendaraan tempur yang dikirim ke medan perang pekan lalu.
Kisah-kisah pertempuran di Staromaiorske disampaikan dekat garis depan di tenggara Ukraina. Hal ini mengindikasi mengapa serangan paling mematikan Kiev dalam perang, yang sudah memasuki bulan ketiga, terbukti lebih lambat dan mematikan dibandingkan yang diantisipasi sebelumnya.
"Misi kami direncanakan memakan waktu dua hari. Tapi karena sejumlah alasan kami tidak bisa berkendara di malam di waktu yang tepat, sehingga perjalanan kami tertunda dan kehilangan waktu yang tepat," kata Bulat.
Kiev menerima peralatan dan pelatihan dari negara-negara Barat senilai miliaran dolar AS untuk menggelar serangan balik merebut kembali daerah-daerah yang diduduki musim panas lalu. Ukraina mengakui operasi serangan bali lebih lambat dari yang diperkirakan. Para komandan mengatakan kecepatan ini disengaja untuk menghindari banyaknya korban jiwa.