Kamis 03 Aug 2023 15:54 WIB

Rasa Takut Selimuti Muslim Gurugram Pascapembakaran Masjid

Saad berdoa India menjadi tempat di mana Hindu dan Muslim makan dari satu piring.

Lalu lintas di pusat bisnis Gurugram di selatan Ibu Kota India, New Delhi lebih sepi dari biasanya pascakerusuhan.
Foto:

Seruan semacam ini secara luas digunakan politisi BJP terhadap Muslim selama unjuk rasa menentang amendemen Citizenship Act pada 2019 dan 2020. ‘’Sejumlah kios rusak dilalap api,’’ ujar komisioner polisi Gururgram, Kala Ramachandran.

Menteri Kepala Negara Bagian Haryana Manohar Lal Khattar pada Rabu (2/8/2023) menyatakan, 116 orang ditangkap karena terkait dengan peristiwa ini. ‘’Mereka yang berada di belakang kekerasan di Nuh terus diidentifikasi,’’ jelasnya. 

Khattar, yang berasal dari BJP, tak berkomentar soal pembunuhan imam di Gurugram. Ia menegaskan, mereka yang terbukti bersalah tak diberi ampun. Namun, Shadab Anwar, kakak laki-laki Mohammad Saad, imam yang meninggal di Gurugram, tak percaya pihak berwenang. 

Sebab, kata dia, mereka justru bersikap partisan dalam peristiwa kekerasan ini dengan menargetkan Muslim. Pada 2020, polisi dituding tak melakukan apa-apa atas kematian 53 orang akibat kekerasan, sebagian besar korbannya adalah Muslim. 

Imran Qureshi (43) warga yang rumahnya 100 meter dari masjid mendengar enam tembakan saat kejadian. Terdapat 70 orang di luar masjid, meneriakkan slogan-slogan. Saya takut,’’ katanya. Ia berencana pinda ke wilayah yang mayoritas Muslim demi keamanannya. 

Pada Rabu (2/8/2023) pasukan keamanan termasuk di New Delhi masih bersiaga, seiring kelompok nasionalis Hindu berunjuk rasa di sejumlah lokasi. Salah satunya di perbatasan Gurugram dan Faridabad melibatkan sekitar 100 orang. 

Sebanyak 200 juta Muslim India di bawah pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi, dari kelompok nasionalis Hindu mengenai posisi mereka di masyarakat India. Insiden terus terjadi termasuk kekerasan seperti yang terjadi saat ini. Menambah takut mereka. 

Rao Inderjit Singh, menteri federal asal BJP dan anggota parlemen dari Gurugram,  dalam wawancara dengan Indian Express, bertanya mengapa mereka yang ikut dalam prosesi Hindu di Nuh membawa senjata. 

‘’Siapa yang memberi mereka senjata dalam prosesi? Siapa yang pergi ke prosesi membawa pedang atau pemukul? Ini salah,’’ katanya. Ia menegaskan, provokasi dari kedua belah pihak memicu terjadinya kekerasan tersebut. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement