REPUBLIKA.CO.ID, GURUGRAM -- Kakak dari imam yang terbunuh di Masjid Anjuman Jama Shadab Anwar mengatakan, adiknya, Mohammad Saad, sempat memberi kabar sebelum terbunuh dalam serangan pada 31 Juli 2023. Anwar mengatakan, telah berbicara dengan saudaranya setengah jam sebelum pembunuhan dan meyakinkan kondisinya baik-baik saja.
“Dia menelepon saya pada pukul 23.30, mengatakan polisi ada di masjid dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” kata Anwar, dikutip dari Aljazirah.
The brother of 19-year-old imam Mohammad Saad, who was killed by a far-right Hindu mob on Tuesday, tells Al Jazeera he spoke to his brother moments before he was killed ⤵️ pic.twitter.com/rBRrRmyjdk
— Al Jazeera English (@AJEnglish) August 2, 2023
Anwar menyatakan, peristiwa pembunuhan itu terjadi sekitar pukul 00.00 hingga 00.30 waktu setempat. Beberapa orang datang dan membunuh saudaranya.
Sekitar pukul 02.30, Anwar mengatakan, dia baru mengetahui pembunuhan itu. Dia mengatakan, adiknya memiliki luka tembakan dan tusukan pisau.
“Ini terjadi di hadapan polisi,” kata Anwar sambil menunggu di luar kamar mayat untuk mengambil jenazah.
Menurut Anwar, serangan ini muncul akibat kebencian terhadap masjid. Tuduhan Anwar itu berkaca pada sikap umat Hindu ekstrem yang telah berkali-kali melarang pelaksanaan ibadah sholat Jumat di Gurugram.
"Mereka seharusnya menargetkan orang-orang yang memiliki permusuhan daripada memusuhi orang-orang tak berdosa yang bekerja di masjid. Satu-satunya dendam mereka adalah menentang keberadaan masjid di lokasi itu," ujar Anwar.
Polisi seharusnya bisa melakukan pencegahan atas peristiwa kerusuhan yang meletus."Namun, saya tidak tahu apakah upaya mereka untuk campur tangan akan menghasilkan hasil yang berbeda," ujar Anwar.
Polisi telah menangkap empat pria Hindu dari desa terdekat Tigra atas serangan terhadap masjid tersebut. Anwar pun menegaskan, kurang percaya pada pihak berwenang.
Pihak berwenang dituduh memainkan peran partisan dalam kekerasan baru-baru ini yang menargetkan umat Islam. Contoh saja pada 2020, polisi di New Delhi dituduh melakukan sedikit atau kadang-kadang mendiamkan kekerasan yang menewaskan 53 orang, kebanyakan Muslim.
Sekitar sebulan sebelum terbunuh, Saad memposting di media sosial: "Ya Allah, tolong jadikan Hindustan [India] tempat di mana umat Hindu dan Muslim makan dari piring yang sama," ujarnya.