REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Seorang jurnalis CNews dari Prancis memberikan komentar yang menyudutkan terhadap penggunaan hijab dalam Piala Dunia Sepak Bola Wanita 2023. Jurnalis tersebut menyatakan penggunaan hijab sebagai langkah mundur. Pemain Maroko bernama Nouhaila Benzina menjadi perempuan pertama yang mengenakan hijab dalam ajang bergengsi tersebut.
"Perempuan muda yang menggunakan hijab ini mencoba memberi tahu rekan timnya bahwa 'kamu tidak pantas. Inilah yang dimaksud dengan hijab itu," ujar Philippe Guibert dalam acara "HDPros".
Guibert menyatakan penafsirannya sendiri tentang penggunaan hijab tersebut. Dia menyatakan, pemain yang menggunakan hijab itu seakan menunjukkan jika perempuan seharusnya tidak menunjukkan rambutnya, bahunya, dan bentuk tubuhnya dengan cara apa pun.
"Dia seharusnya menyembunyikan tubuh keseluruhan sebisa mungkin. Karena perempuan diharuskan tidak menonjol. Itu arti dari hijab," ujar jurnalis tersebut.
Dari penilaian kacamatanya sendiri, Guibert akhirnya menyimpulkan kalau dia setuju dengan itu semua. "Ini adalah kemunduran yang luar biasa," ujarnya.
A journalist on French TV called the hijab ‘regressive’ while criticising Moroccan footballer Nouhaila Benzina for wearing a headscarf at the #FIFAWWC pic.twitter.com/6uWOVQNTrQ
— Al Jazeera English (@AJEnglish) August 3, 2023
FIFA telah menanggalkan larangan menggunakan hijab bagi pemain sepak bola perempuan sejak 2014. Namun Prancis terus menjalankan aturan tersebut hingga sekarang.
Kontroversi seputar pemakaian hijab oleh Benzina selama Piala Dunia Wanita telah menyoroti perbedaan yang signifikan antara media Prancis dan media Barat lainnya. Sementara banyak platform media internasional merayakan momen bersejarah ini, mengakuinya sebagai langkah positif menuju inklusivitas dan keragaman dalam sepak bola wanita, media Prancis CNews telah mengambil pendekatan yang berbeda.
Menurut Morocco World News, CNews bukan satu-satunya media Prancis yang menyatakan kontroversi tersebut. Banyak pula yang memproyeksikan agenda nasional negara dan debat domestik tentang simbol-simbol agama kepada seorang atlet dari konteks budaya yang berbeda dan bermain di panggung internasional.
Surat kabar Prancis yang berfokus pada olahraga l'Equipe menerbitkan sebuah artikel yang mengeklaim, keputusan Benzina untuk mengenakan hijab selama turnamen sangat kontroversial.
“Betapa bedanya! siang dan malam, toleransi dan intoleransi, rasa hormat dan tidak hormat, Prancis dan Inggris,” tulis seorang pengguna media sosial mengacu pada cara media Inggris merayakan Benzina karena membuat sejarah sebagai pengguna hijab pertama di turnamen tersebut.