Senin 07 Aug 2023 00:27 WIB

PM Jepang Singgung Ancaman Nuklir Rusia di Peringatan 78 Tahun Tragedi Hiroshima

PM Jepang berharap tragedi Hiroshima tak terulang kembali.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Visitors observe a moment of silence during a ceremony marking the 78th anniversary of the world
Foto: Kyodo News via AP
Visitors observe a moment of silence during a ceremony marking the 78th anniversary of the world

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO – Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyinggung tentang ancaman nuklir Rusia dalam acara peringatan 78 tahun peristiwa bom atom Hiroshima, Ahad (6/8/2023). Dia menekankan, tragedi semacam itu tak boleh terulang kembali.

“Jepang sebagai satu-satunya negara yang menderita bom atom dalam perang akan melanjutkan upaya menuju dunia bebas nuklir,” kata Kishida dalam pidatonya, dikutip laman the Guardian.

Baca Juga

“Jalan menuju (dunia bebas nuklir) itu menjadi semakin sulit karena perpecahan yang semakin dalam di masyarakat internasional atas perlucutan senjata nuklir dan ancaman nuklir Rusia,” tambah Kishida.

Mengingat situasi itu, Kishida menilai mengembalikan momentum internasional menuju realisasi dunia bebas nuklir menjadi semakin penting. “Kehancuran yang dibawa ke Hiroshima dan Nagasaki oleh senjata nuklir tidak boleh terulang lagi,” ujarnya.

Pesan Kishida juga digemakan oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam pernyataannya untuk peringatan 78 tahun peristiwa bom atom Hiroshima. Guterres menyoroti adanya beberapa negara yang dengan sembrono mengancam akan menggunakan senjata nuklir. “Dalam menghadapi ancaman ini, komunitas global harus berbicara sebagai satu kesatuan. Setiap penggunaan senjata nuklir tidak dapat diterima,” kata Guterres.

Acara peringatan 78 tahun bom atom Hiroshima yang digelar Jepang dihadiri ribuan orang, termasuk penyintas dan keluarga korban dalam tragedi tersebut. Perwakilan asing dari 111 negara turut berpartisipasi dalam upacara itu. Rusia dan Belarusia tak diundang selama dua tahun berturut-turut ke acara peringatan tersebut karena konflik Ukraina.

Dalam upacara peringatan, para peserta, mayoritas mengenakan pakaian hitam, melakukan doa dalam hati pada pukul 08:15, yakni momen ketika bom atom dijatuhkan ke Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Sekitar 140 ribu orang tewas dalam peristiwa tersebut.

Pada 9 Agustus 1945, Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bom atom kedua di Nagasaki dan menewaskan sekitar 74 ribu orang. Penjatuhan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki memaksa Jepang segera menyerah. Momen itu menjadi akhir Perang Dunia II. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement