REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Ketua Partai Prakarsa Nasional Palestina, Mustafa Barghouti, mengatakan pembunuhan terhadap warga Palestina oleh pasukan Israel adalah perang teror. Hal ini akan terus berlanjut selama Israel masih menduduki Palestina.
“Pendudukan sudah ada selama 56 tahun, pembersihan etnik Palestina sudah ada sejak 75 tahun, dan tanpa mengakhiri dua proses ini, tentunya tidak akan pernah ada perdamaian di kawasan ini,” kata Barghouti, dilaporkan Aljazirah, Ahad (6/8/2023).
Lebih dari 200 warga Palestina telah terbunuh tahun ini. PBB memperingatkan bahwa 2023 akan menjadi tahun paling mematikan bagi warga Palestina. Jenin telah menjadi titik nyala dan tempat terjadinya banyak serangan mematikan oleh Israel selama beberapa bulan terakhir. Serangan terbesar Israel terhadap kamp tersebut dalam hampir 20 tahun terjadi pada Juni, yang menewaskan 12 warga Palestina dan memaksa ribuan orang meninggalkan rumah mereka.
Pada Sabtu (5/8/2023) Kamel Abu Bakr, dari Jenin, melepaskan tembakan di pusat Kota Tel Aviv. Tembakan itu membunuh seorang inspektur polisi Israel. Abu Bakr kemudian meninggal dunia akibat ditembak mati oleh petugas yang ada di lokasi.
Awal pekan ini, seorang pemukim mengamuk di Tepi Barat dan menewaskan seorang remaja Palestina, Qusai Jamal Maatan Palestina yang berusia 19 tahun. Sementara tentara Israel menembak mati seorang pemuda Palestina lainnya, Mahmoud Abu Sa'an, yang berusia 18 tahun.
Barghouti mengatakan, serangan pemukim Yahudi terhadap warga Palestina dilakukan oleh seorang pria yang bertugas di pemerintahan Israel. Dia menambahkan, pemerintah Israel saat ini adalah pemerintah fasis.