REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Paus Fransiskus menyatakan gereja Katolik terbuka bagi siapa saja termasuk komunitas LGBT. Gereja memiliki tugas mendampingi mereka dalam menuntun jalan spiritualitas personalnya, tetapi tentu saja sesuai dengan kerangka aturan gereja.
Fransiskus berbicara kepada reporter di pesawat kepausan yang membawanya dari Portugal seusai menghadiri acara World Youth Day Catholic menuju Roma, Italia. Ia menyatakan kondisinya sehat setelah menjalani operasi perut pada Juni lalu.
Paus berusia 86 tahun ini terlihat dalam kondisi yang baik di tengah memberikan jawaban serangkaian pertanyaan selama 1,5 jam. Ia berada di kursi rodanya dan meladeni tanya jawab di bagian belakang pesawat kepausan.
Salah seorang reporter mengingatkan Fransiskus selama perjalanannya bahwa gereja terbuka buat setiap orang dan bertanya apakah ini sesuai kenyataan karena ada beberapa pihak, seperti perempuan dan gay, tak memiliki hak yang sama serta tak dapat menerima sakramen.
Ini mengacu pada ketentuan bahwa perempuan tak diperbolehkan menjadi pendeta melalui sakramen perintah suci dan pasangan sesama jenis tak diperbolehkan melakukan kontrak pernikahan, yang juga sakramen.
‘’Gereja terbuka bagi siapa saja tetapi ada aturan yang meregulasi kehidupan di dalam gereja,’’ kata Fransiskus. Menurut aturan, mereka tak bisa ikut serta dalam sakramen. Ini bukan berarti tertutup. Setiap orang di dalam gereja beribadah kepada Tuhan dengan caranya sendiri.
Pendeta harus mendampingi semua orang ...