REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich telah membekukan dana hibah yang diperuntukkan bagi kota-kota berpenduduk Arab di negara zionis apartheid tersebut, demikian dilaporkan oleh lembaga penyiaran publik Kan pada hari Ahad (6/8/2023).
Jumlah yang dibekukan adalah 200 juta shekel Israel atau 55 juta dolar AS, yang ditetapkan oleh pemerintah Israel sebelumnya untuk pembangunan ekonomi di kota berpenduduk lokal Arab.
Menteri Dalam Negeri Moshe Arbel dari partai Shas memperingatkan akan adanya konsekuensi negatif jika dana hibah tersebut tidak dialihkan kepada pemerintah lokal Arab. Smotrich yang beraliran ekstremis kanan mengatakan kepada Kan bahwa ia "mempertimbangkan kembali" transfer dana tersebut karena ia mempertimbangkan "prioritas" untuk pendanaan dan 'mekanisme pengawasan' yang ada.
Smotrich menambahkan, pemerintah saat ini 'tidak terikat' pada janji yang dibuat oleh mantan Menteri Dalam Negeri Ayelet Shaked kepada ketua partai Arab Israel Ra'am, Mansour Abbas.
Pada saat yang sama, menteri ekstremis sayap kanan ini justru memblokir dana yang dimaksudkan untuk upaya persiapan pengintegrasian penduduk Yerusalem Timur ke dalam universitas-universitas Israel. Media Kan melaporkan, Smotrich menyebut bahwa mengintegrasikan mereka telah mengarah pada "nasionalisme dan ekstremisme", yang justru berbahaya bagi Israel.