Kamis 10 Aug 2023 10:26 WIB

Spanyol Hadapi Gelombang Panas Ketiga

Gelombang panas ketiga di Spanyol mencapai puncaknya dengan suhu 44 derajat celcius

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Wisatawan berjemur di pantai Barcelona, Spanyol. Puluhan pantai di Spanyol kini memiliki bendera hitam.
Foto: EPA-EFE/Enric Fontcuberta
Wisatawan berjemur di pantai Barcelona, Spanyol. Puluhan pantai di Spanyol kini memiliki bendera hitam.

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Gelombang panas ketiga di Spanyol pada musim panas mencapai puncaknya pada Rabu (9/8/2023) dengan suhu mencapai 44 derajat Celcius di daerah tengah dan selatan. Pihak berwenang memperingatkan risiko kebakaran hutan.

 

Baca Juga

Badan cuaca negara AEMET memperingatkan badai kering, yang berarti guntur dan kilat tanpa hujan, di banyak bagian negara. Juru bicara AEMET, Ruben del Campo mengatakan, suhu di beberapa daerah di bagian selatan Spanyol berada di atas 27 derajat Celcius pada Selasa (8/8/2023) malam dan Rabu pagi.

 

"Rabu akan menjadi hari paling intens dalam hal perpanjangan dan suhu," kata Del Campo.

 

Del Compo menambahkan, gelombang panas akan berlanjut hingga akhir pekan. Negara-negara Eropa Selatan telah bergulat dengan suhu yang memecahkan rekor musim panas ini, sehingga mendorong pihak berwenang untuk memperingatkan risiko kesehatan, terutama bagi lansia dan mereka yang memiliki kondisi medis.

 

 Di pusat Kota Toledo suhu mencapai 41 derajat Celcius. Para turis berlindung dari panas di sejumlah bar yang dilengkapi kipas angin.

 

 "Kita perlu memanfaatkan (musim) turis sebaik mungkin. Dengan kipas angin ini setidaknya kita bisa membuat teras sedikit lebih nyaman dan segar," kata Martin, seorang pelayan di kafetaria El Greco.

 

Sementara itu di Casa Antonio pemilik bar Alberto Solano membagikan sangria beku kepada turis yang lewat. "Kami menemukan tempat berteduh dan kami menemukan beberapa sangria. Ini sangat menyegarkan," kata Ryan Williams, seorang pelatih bola basket dari Colorado yang mengunjungi putrinya Emily.

 

Gelombang panas yang tercatat di Spanyol dan Eropa pada musim panas ini juga telah memperburuk kekeringan yang berkepanjangan. Gelombang panaa telah menurunkan tingkat reservoir karena penguapan air dan peningkatan konsumsi, serta mendorong pihak berwenang di Catalonia untuk memberlakukan pembatasan. Saat Spanyol berada di bawah suhu tinggi, es di pegunungannya mencair.

 

The Cryosphere, jurnal ilmiah yang berfokus pada air dan tanah beku, menerbitkan makalah peer-review pada Selasa. Jurnal tersebut menunjukkan bagaimana Gletser Aneto, yang terbesar di Pyrenees, mencair dan bisa hilang sama sekali.

 

 Makalah tersebut menunjukkan, gletser kehilangan sekitar dua pertiga luas permukaannya antara 1981 dan 2022. Gletser telah berkurang menjadi hanya setengah kilometer persegi. Ketebalan es rata-rata gletser berkurang sekitar 30 meter pada periode yang sama. Pencairan semakin cepat pada  2021 dan 2022, yang merupakan tahun sangat hangat di Spanyol.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement