REPUBLIKA.CO.ID, Pada 14 Agustus 2018 Jembatan Morandi di Genoa, Italia, ambruk, sebanyak 43 orang tewas dalam peristiwa ini. Jembatan itu merupakan jalur utama untuk lalu lintas antara Italia utara dan selatan. Insiden tersebut berdampak pada jaringan lalu lintas di seluruh Italia.

Penyebab keruntuhan masih diselidiki, tetapi ada sejumlah faktor yang mungkin berkontribusi, seperti korosi. Jembatan itu dibangun pada tahun 1960-an dan tidak dirawat dengan baik. Korosi mungkin telah melemahkan kabel baja yang menopang jembatan.

Selain itu juga terdapat kemungkinan rancangan jembatan tidak dibuat sempurna. Jembatan itu dirancang dengan satu pylon yang menopang setiap sisi jembatan. Desain ini mungkin membuat jembatan lebih rentan jika terjadi angin kencang atau gempa bumi.

Insiden ini juga diduga terjadi karena adanya kesalahan konstruksi selama pembangunan. Kesalahan ini mungkin telah berkontribusi pada pelemahan struktur jembatan.

Pada Selasa (15/8/2023) kantor berita Associated Press melaporkan ambruknya Jembatan Morandi merupakan tragedi yang menimbulkan pertanyaan tentang keamanan infrastruktur tua  di Italia dan di seluruh dunia. Menyusul keruntuhan tersebut, pemerintah Italia berjanji untuk berinvestasi miliaran euro untuk meningkatkan keamanan jembatan dan jalannya.

Italia membangun viaduk, jenis jembatan panjang atau rangkaian jembatan yang biasanya ditopang rangkaian lengkungan atau bentang di antara menara-menara tinggi, baru yang menggantikan Jembatan Morandi yang dirancang arsitek Renzo Piano.

Viaduk itu diresmikan pada Agustus 2020, dan dirancang untuk jauh lebih aman dari jembatan lama. Viaduk baru memiliki bentang yang lebih lebar dan lebih banyak pylon. Sehingga lebih tahan terhadap angin dan gempa bumi.

Ambruknya Jembatan Morandi merupakan peringatan bagi Italia dan seluruh dunia. Insiden ini mengungkapkan infrastruktur yang menua dapat menjadi ancaman besar.

Selain itu peristiwa ini juga menegaskan pentingnya memeriksa dan memelihara infrastruktur tua secara rutin untuk memastikan keamanannya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika