REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Rusia mengutuk keras serangan bersenjata ke Masjid Shah Cheragh di Shiraz, Iran. Insiden itu menyebabkan satu orang tewas dan sembilan lainnya luka-luka.

“Pihak Rusia mengutuk keras serangan teror biadab itu dan menyatakan belas kasih yang tulis kepada keluar yang kerabatnya menghadapi tragedi ini. Kami berharap mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan ini akan dihukum,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia dalam sebuah pernyataan, Senin (14/8/2023), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Menurut Kemenlu Rusia, tak ada warga mereka yang menjadi korban dalam serangan bersenjata ke Masjid Shah Cheragh. “Kami menegaskan kembali kesiapan kami untuk kerja sama lebih lanjut dengan mitra Iran kami dalam memerangi terorisme,” katanya.

Serangan bersenjata ke Masjid Shah Cheragh yang dianggap situs suci bagi kelompok Syiah terjadi pada Ahad (13/8/2023) lalu. Di area masjid tersebut terdapat makam Ahmad, saudara laki-laki Imam Reza, yakni imam Syiah kedelapan.

Gubernur Fars Mohamed Hadi mengungkapkan, serangan bersenjata ke Masjid Shah Cheragh terjadi sekitar pukul 19:00 waktu setempat. Komandan Korps Garda Revolusi Iran di Fars, Yadollah Bouali, mengatakan, seorang pria memasuki area masjid kemudian melepaskan tembakan menggunakan senapan tempur. “Satu orang tewas dan delapan lainnya luka-luka dalam serangan itu,” kata kantor berita Iran, Islamic Republic News Agency (IRNA), dalam laporannya.

Pelaku penyerangan teridentifikasi bernama Hamed Badakhshan, berusia 30-an tahun. Dia tewas dalam proses penangkapan akibat luka yang dideritanya. Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan ke Masjid Shah Cheragh.

Ini bukan kali pertama Masjid Shah Cheragh menjadi sasaran teror. Pada 26 Oktober 2022, masjid tersebut juga pernah menjadi target penembakan. Sebanyak 13 orang tewas dan 30 lainnya mengalami luka-luka dalam insiden tahun lalu. Kelompok teroris ISIS mengklaim mendalangi serangan tersebut.

Ikuti Whatsapp Channel Republika