REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Ledakan besar di sebuah pompa bensin di Republik Dagestan selatan Rusia pada Senin (14/8/2023) malam. Peristiwa ini menewaskan 35 orang dan melukai puluhan lainnya.
Kementerian Kesehatan Rusia mengatakan pada Selasa (15/8/2023), 115 orang terluka dalam ledakan dan kebakaran berikutnya. Sebanyak 35 orang dari mereka meninggal, termasuk tiga anak. Sebanyak 65 dari korban yang terluka, termasuk 16 anak-anak, tetap dirawat di rumah sakit.
Sebanyak 11 orang, termasuk dua anak, berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Ledakan itu terjadi di pinggiran Makhachkala, ibu kota wilayah Dagestan. Api mulai di bengkel mobil dan menyebar ke pom bensin terdekat, memicu ledakan.
Keluarga yang meninggal akan menerima masing-masing satu juta rubel dan korban terluka mendapatkan sekitar 200 ribu dan 400 ribu rubel. Media pemerintah Rusia mengatakan, beberapa dari korban yang terluka akan diterbangkan ke Moskow untuk perawatan.
Makhachkala berjarak sekitar 1.600 kilometer selatan Moskow. Pihak berwenang Dagestan telah memulai penyelidikan kriminal. Hari Selasa pun telah dinyatakan sebagai hari berkabung di Dagestan.
Ledakan di Dagestan adalah yang paling mematikan di Rusia sejak April 2022. Sebelumnya, kebakaran di fasilitas penelitian pertahanan di Tver, sebuah kota 160 kilometer utara Moskow, menewaskan 22 orang dan melukai belasan lainnya. Sedangkan sebuah ledakan di sebuah pabrik di utara Moskow yang membuat peralatan optik untuk pasukan keamanan Rusia menewaskan satu orang dan melukai 84 lainnya awal bulan ini.