Ahad 20 Aug 2023 14:20 WIB

Sepak Terjang Tentara Bayaran di Timur Tengah: Amerika Serikat dan Rusia Biang Keladinya?

Tentara bayaran mempunyai misi yang berbeda-beda di Timur Tengah

Rep: Umar Mukhtar / Red: Nashih Nashrullah
Tentara bayaran Rusia, Grup Wagner (ilustrasi). Tentara bayaran mempunyai misi yang berbeda-beda di Timur Tengah
Foto:

Jumlah yang direkrut oleh perusahaan pada 2015 mencapai sekitar 1.500 tentara bayaran dari Kolombia, Afrika Selatan, Meksiko, Panama, El Salvador dan Chili, beberapa di antaranya tewas dalam pertempuran Taiz.

Selanjutnya adalah Wagner Group Rusia. Wagner mewakili salah satu perusahaan militer paling terkenal yang aktif di wilayah Arab setelah runtuhnya "Blackwater" Amerika. Aktivitas Wagner di dunia Arab dimulai di Suriah pada 2014.

Perusahaan Wagner membawahi sekaligus mengawasi dua perusahaan keamanan, yaitu ISIS Hunters dan Sanad. Wagner melatih para anggota dari kedua perusahaan tersebut, untuk melindungi investasi Rusia seperti tambang fosfat dan ladang minyak dan gas di Badia Suriah dan wilayah Kegubernuran Dayr az-Zawr.

Bukti keterlibatan "Wagner" dan "ISIS Hunters" adalah ketika terjadi pembunuhan sekitar 250 orang dan pejuang dari tentara rezim dan pasukan sekutunya, dalam serangan udara AS pada 8 Februari 2018. Dalam penggerebekan ini, 20 anggota kompi ISIS Hunters tewas ketika mereka maju untuk menguasai ladang minyak di sebelah timur Sungai Efrat, yang berada dalam cengkeraman organisasi ISIS.

Wagner Group Rusia menggunakan tentara bayaran ISIS Hunters dan Sanad dalam pertempuran tersebut, baik di dalam Suriah atau bahkan mentransfer ratusan dari mereka ke Libya untuk berperang bersama milisi Jenderal Khalifa Haftar yang melakukan kudeta.

Wagner tidak hanya mengandalkan tentara bayaran yang setia kepada Bashar al-Assad, tetapi juga mencakup negara lain, mulai dari Rusia, Serbia, Ukraina, Moldavia, Armenia, bahkan Kazakhstan.

Baca juga: Ketika Berada di Bumi, Apakah Hawa Sudah Berhijab? Ini Penjelasan Pakar

Mengingat ketenangan Suriah dalam beberapa tahun terakhir, Wagner memusatkan kekuatan utamanya di Libya, terutama di gubernuran Al-Jufra dan Sirte (tengah), dan aktivitasnya telah meluas ke barat daya, yang dianggap Prancis sebagai wilayah historisnya.

Pengumuman pembangunan pangkalan angkatan laut Rusia di Port Sudan di Laut Merah pada tahun 2020 akan menarik lebih banyak tentara bayaran Wagner ke Afrika Timur. Wagner memulai aktivitasnya di Sudan sejak 2018, dengan kedok perusahaan eksplorasi emas "M-Invest".

Tetapi Amerika Serikat memasukkannya ke dalam daftar sanksi pada 15 Juli 2020, menuduhnya mencoba merusak proses demokrasi di Sudan. Washington menjatuhkan sanksi kepada Yevgeny Prigozhin, kepala grup Wagner, yang dijuluki 'Koki Putin', dan perusahaan itu sendiri dimasukkan dalam daftar sanksi.

 

Sumber: arabicpost  

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement