Ahad 20 Aug 2023 18:56 WIB

Oposisi Prediksi Kejatuhan Kabinet Netanyahu akan Segera Terjadi

Kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan segera jatuh.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid menyatakan keyakinannya bahwa kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan segera jatuh.
Foto: AP/Maya Alleruzzo
Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid menyatakan keyakinannya bahwa kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan segera jatuh.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Pemimpin Oposisi Israel, Yair Lapid, yang juga ketua partai oposisi terkemuka Israel Yesh Atid dan juga pernah menjabat mantan perdana menteri, mengatakan bahwa ia tidak akan berpartisipasi dalam membentuk pemerintahan persatuan nasional dengan koalisi Netanyahu, kelompok yang berkuasa saat ini, demikian laporan The Times of Israel.

Berbicara dalam sebuah rapat umum oposisi, ia menyatakan keyakinannya bahwa kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan segera jatuh. Kejatuhan itu akan membuka jalan bagi pemilihan umum nasional yang baru.

Baca Juga

"Kabinet ini tidak berfungsi dan harus pergi. Itulah rencana kami," kata politisi tersebut pada rapat umum di kota Krayot, menurut Times of Israel, dilansir Ahad (20/8/2023).

Keyakinannya bahwa kabinet yang saat ini dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan segera jatuh, bukan tanpa alasan. Pertentangan atas kebijakan perubahan sistem hukum yang diajukan Netanyahu telah mendapat pertentangan besar-besaran.

Lapid juga mengomentari spekulasi baru-baru ini di media Israel tentang potensi pembentukan kabinet persatuan nasional, Lapid menegaskan bahwa ia tidak mempertimbangkan untuk berpartisipasi dalam koalisi yang luas.

"Kami tidak percaya pada keajaiban yang tidak akan terjadi. Kami tidak akan bergabung dengan kabinet persatuan yang bengkok yang akan mematahkan tulang punggung moral kami. Kabinet (Netanyahu) akan jatuh dan kami akan pergi ke tempat pemungutan suara," ujar pemimpin oposisi tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement