REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengumumkan pada Senin (21/8/2023) bahwa percepatan pertukaran tahanan dengan Malaysia akan segera dilaksanakan oleh badan kehakiman kedua negara.
Ketika berbicara pada konferensi pers bersama Menlu Malaysia Zambry Abdul Kadir di Teheran, Amir-Abdollahian mengatakan kedua pihak menyepakati ekstradisi narapidana maupun pertukaran tahanan, dimulai dengan tahanan dari kalangan perempuan. Sebagai langkah awal, kata Menlu Iran, para perempuan tahanan dari kedua negara akan dipertukarkan "dalam waktu dekat."
Kadir, yang didampingi oleh delegasi politisi dan pengusaha tingkat tinggi, tiba di Teheran pada Ahad (20/8/2023). Kunjungan itu, yang akan berlangsung selama empat hari, merupakan yang pertama dilakukan Kadir sejak ia mulai bertugas sebagai menteri luar negeri pada Desember 2022.
Selama lawatannya di Teheran, Menlu Malaysia itu diperkirakan akan bertemu dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi dan sejumlah pejabat tinggi Iran lainnya. Kunjungan Kadiri difokuskan pada peningkatan hubungan bilateral Malaysia dengan Iran.
Selama konferensi pers bersama Kadir, Amir-Abdollahian mengatakan bahwa pembicaraan antara kedua pihak menyangkut berbagai masalah bilateral, regional, dan internasional "penting dan bermanfaat."
Menlu Iran menyebutkan bahwa Malaysia memiliki peran penting di dunia Islam. Amir-Abdollahian juga menegaskan komitmen Iran untuk membangun hubungan dengan Malaysia.