REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan akan mengadakan latihan pertahanan udara nasional pertamanya dalam enam tahun pada Rabu (23/8/2023). Latihan ini berlangsung di tengah meningkatnya ancaman nuklir dan rudal Korea Utara.
Latihan ini merupakan elemen kunci dari latihan pertahanan sipil tahunan Ulchi, yang diadakan bersamaan dengan latihan Ulchi Freedom Shield, oleh pasukan Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) yang dimulai pada Senin (21/8/2023). Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan mengatakan selama latihan pertahanan udara berlangsung pejalan kaki diharuskan berlindung dan pengemudi diminta untuk menepi di beberapa daerah.
Pada pukul 14.00, sirene serangan udara akan berbunyi dan menyerukan masyarakat untuk keluar dari jalan selama sekitar 15 menit sebelum peringatan dilonggarkan. Pejalan kaki harus langsung menuju tempat penampungan yang telah ditentukan atau ruang bawah tanah terdekat.
Sementara pengemudi yang berada di sekitar 200 wilayah di seluruh negeri harus berhenti di pinggir jalan. Orang-orang di hampir 500 supermarket, bioskop, dan fasilitas umum lainnya akan dipandu untuk melakukan evakuasi.
Institusi medis dan transportasi umum akan beroperasi normal. Beberapa pusat komunitas di dekat kompleks apartemen di Seoul mengumumkan rencana latihan tersebut melalui pengeras suara pada Selasa (22/8/2023), dan meminta warga untuk mengikuti instruksi yang akan disiarkan melalui radio.
“Latihan ini dimaksudkan untuk secara efektif merespons serangan udara yang sebenarnya. Jangan kaget dan harap mencari tempat berlindung terdekat,” kata pengumuman itu.
Di beberapa wilayah yang berbatasan dengan Korea Utara, penduduknya diperkirakan akan menghadapi skenario tambahan, termasuk pelatihan kimia, biologi dan radiologi. Pemerintah menyerukan kepada penduduk setempat agar memakai masker gas dan menggunakan jatah makanan darurat.
Latihan pertahanan sipil Ulchi diluncurkan pada 1969 setelah serangan pasukan komando Korea Utara ke kompleks kepresidenan di Seoul. Namun pelatihan pertahanan udara tersebut belum dilakukan sejak 2017.
Pada akhir bulan Mei, Seoul mendapat kecaman setelah mengeluarkan alarm serangan udara palsu dan peringatan evakuasi menyusul kegagalan peluncuran satelit Korea Utara. Hal ini memicu kepanikan di antara beberapa warga.