REPUBLIKA.CO.ID, URUMQI – Presiden Cina Xi Jinping mengunjungi Provinsi Xinjiang. Televisi pemerintah, CCTV melaporkan, Xi mengunjungi Urumqi, ibu kota Xinjiang, Sabtu (26/8/2023). Ia bertemu pejabat pemerintah setempat, mendengar berbagai kemajuan yang dicapai.
Ia menyampaikan pidato dan menekankan,’’Prioritas utama adalah harus selalu mempertahankan stabilitas sosial. Dan kita harus memanfaatkan stabilitas guna menjamin berlangsungnya pembangunan.’’
Ini kunjungan pertama yang diketahui publik sejak Juli 2022 ketika ia melakukan perjalanan awal menyusul berlanjutnya ketegangan di Xinjiang. Untuk menjaga situasi di wilayah tersebut, Xi juga menyampaikan langkah yang sebaiknya dilakukan.
‘’Perlu untuk mengombinasikan perjuangan melawan antiterorisme dan antiseparatisme dengan dorongan menormalisasi stabilitas sosial dan penegakan hukum,’’ ujar Xi, seperti dilansir laman berita Aljazirah dan Straits Times.
Pemerintah Cina mendorong kampanye selama beberapa tahun menentang apa yang mereka anggap sebagai terorisme dan ekstremisme di barat laut Xinjiang. Pemerintah menangkap Muslim Uighur dan lainnya.
Laporan PBB pada September lalu, yang dikutip Aljazirah mengungkapkan, kebijakan Cina di Xinjiang tersebut bisa dikategorikan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. PBB juga mendesak Cina membebaskan mereka yang ditahan.
Pemerintah AS juga parlemen Inggris, Kanada, Prancis melabeli perlakuan Cina terhadap Muslim Uighur sebagai genosida.
Xi menekankan para pejabat di Xinjiang untuk lebih dalam mempromosikan apa yang disebut Sinicisation of Islam, yaitu menghapus pengaruh asing dalam menjalankan Islam di Xinjiang dan secara efektif mengendalikan aktivitas religius yang dianggap ilegal.
‘’Dalam proses modernisasi dengan gaya Cina, kita akan membangun Xinjiang yang indah, yang bersatu, harmonis, kaya, dan makmur,’’ kata Xi menegaskan seperti diberitakan CCTV.
Awal Agustus lalu, Kementerian Luar Negeri Cina menyatakan, sekitar 40 dubes dan diplomat senior dari 25 negara berkunjung ke Xinjiang. Mereka bertemu pejabat lokal, mengunjungi masjid, lembaga Islam, revitalisasi pedesaan, dan pameran konterterorisme dan deradikalisasi.
Diplomat yang ikut serta dalam kunjungan tersebut di antaranya berasal dari Pakistan, Malaysia, Iran, dan Mesir.’’Delegasi mencatat, Xinjiang yang sebenarnya benar-benar berbeda dari kisah yang disampaikan media Barat,’’ kata juru bicara Kemenlu Cina.
Pemerintah Cina berharap semakin eratnya kerja sama negara-negara tersebut dengan Xinjiang. Maka pada kunjungan Sabtu tersebut, Xi menyatakan Xinjiang mesti lebih terbuka bagi wisatawan domestik maupun luar negeri.