Ahad 27 Aug 2023 20:01 WIB

Jelang KTT ASEAN, Pemerintah Upayakan Langkah Cepat Kurangi Polusi Udara 

KTT ke-43 ASEAN akan menjadi sorotan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Muhammad Hafil
Foto udara kawasan Margonda depok yang tertutup kabut polusi udara di Depok, Jawa Barat, Jumat (25/8/2023). Kota Depok menjadi kota paling berpolusi di Indonesia pada Jumat (24/8) dimana indeks kualitas udara (AQI) di Kota Depok menyentuh 218 AQI US, yang menunjukkan tingkat polusi udara Depok masuk kategori sangat tidak sehat, diikuti Tangerang Selatan (187) dan Jakarta (169).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Foto udara kawasan Margonda depok yang tertutup kabut polusi udara di Depok, Jawa Barat, Jumat (25/8/2023). Kota Depok menjadi kota paling berpolusi di Indonesia pada Jumat (24/8) dimana indeks kualitas udara (AQI) di Kota Depok menyentuh 218 AQI US, yang menunjukkan tingkat polusi udara Depok masuk kategori sangat tidak sehat, diikuti Tangerang Selatan (187) dan Jakarta (169).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah Indonesia kini tengah mempersiapkan diri menyambut Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 yang akan digelar di Jakarta pada 1-7 September mendatang. Salah satu hal yang menjadi perhatian pemerintah adalah mengurangi polusi udara di ibu kota.

Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara, Setya Utama mengatakan, pemerintah dari dekat memperhatikn kualitas udara di Jakarta, terutama menjelang KTT ASEAN. Pasalnya, perhelatan ini bakal banyak menggelar kegiatan di luar ruangan, seperti gala dinner di Hutan Kota GBK.

Baca Juga

Dia melanjutkan, pemerintah telah menetapkan dua rencana jangka pendek untuk mengurangi polusi udara jelang KTT ASEAN. Pertama, pemerintah akan menerapkan kebijakan work from home (WFH) bagi aparatur sipil negara (ASN) di Jakarta.

“Kita upayakan WFH bisa jalan. Sudah ada edaran dari KemenpanRB dan Pemprov DKI bagi ASN. Untuk ASN wajib 50 persen, 75 persen saat hari-H. Untuk swasta ada imbauan. Diharapkan ini akan mengurangi polusi,” ujar Setyadalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk 'Kesiapan Venue dan Transportasi KTT ASEAN ke- 43’, Jumat (25/8/223).

Setya menjelaskan, Pemerintah juga telah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mengantisipasi cuaca. BMKG melaporkan, tidak akan ada hujan hingga tanggal penyelenggaraan KTT ASEAN.

"Modifikasi cuaca, menurut BMKG tidak bisa sampai tanggal penyelenggaraan, tidak ada awan hujan, sehingga harus melakukan WFH untuk mengurangi polusi," kata Setya.

Di sisi lain, Pemerintah akan melakukan rekayasa lalu lintas dengan menutup sebagian jalan di Jakarta. Rekayasa lalu lintas ini akan dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan volume kendaraan di Jakarta saat KTT ASEAN berlangsung.

"Rekayasa lalu lintas ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan dan emisi kendaraan," kata Setya.

Pemerintah juga akan mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor selama KTT ASEAN berlangsung. "Masyarakat diimbau untuk menggunakan transportasi umum atau berjalan kaki," lanjutnya.

Setya menekankan bahwa pemerintah akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas udara di Jakarta. Selain dengan menerapkan rencana jangka pendek, pemerintah juga akan melakukan berbagai upaya jangka panjang, seperti uji emisi kendaraan dan pembangunan infrastruktur transportasi publik.

"Kami berharap, dengan berbagai upaya ini, kualitas udara di Jakarta dapat terus membaik," kata Setya.

Menurutnya, perhelatan KTT ke-43 ASEAN menjadi momentum terbaik bagi pemerintah untmengambil tindakan serius dalam mengatasi masalah polusi udara di Jakarta. Mengingat KTT ke-43 ASEAN akan menjadi sorotan berbagai media, baik dalam negeri maupun internasional.

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement