REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Pemerintah Cina mengatakan, mereka terus memantau risiko kontaminasi nuklir akibat pembuangan air limbah radioaktif Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima ke laut. Beijing diketahui menentang keras keputusan pembuangan tersebut.
“Otoritas yang berwenang di Cina telah mengambil langkah-langkah untuk memantau risiko kontaminasi nuklir pada radioaktivitas laut dan produk perairan, guna menjamin kesehatan dan keselamatan masyarakat Cina,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina Wang Wenbin dalam pengarahan pers Senin (28/8/2023), dikutip laman resmi Kemenlu Cina.
Dia menambahkan, Cina pun masih tetap mengomunikasikan sikap tegasnya kepada Jepang terkait pembuangan air limbah radioaktif PLTN Fukushima. “Kami sangat mendesak Jepang untuk menanggapi secara serius kekhawatiran semua pihak, berhenti membuang air yang terkontaminasi nuklir ke laut, melakukan konsultasi penuh dengan negara tetangga dan pemangku kepentingan lainnya, dan membuang air yang terkontaminasi nuklir dengan cara yang benar-benar bertanggung jawab,” ucapnya.
Sementara itu Korea Selatan (Korsel) sedang mengkaji pelibatan pakar perikanan dan kelautan untuk memantau proses pembuangan air limbah radioaktif PLTN Fukushima ke laut. Sebelumnya Korsel sudah mengirim tiga pakar keselamatan nuklirnya ke Jepang untuk melakukan pemantauan.
Deputi I Kantor Kebijakan Pemerintah Korsel Park Ku-yeon mengungkapkan, tiga ahli dari Institut Keamanan Nuklir Korea (KINS) telah melakukan kunjungan ke Fukushima. Mereka memantau dan mengamati proses pembuangan air limbah PLTN Fukushima ke laut. “Para ahli mengadakan pertemuan dengan pejabat IAEA (Badan Energi Atom Internasional) secara teratur,” kata Park, Selasa (29/8/2023), dikutip laman kantor berita Korsel, Yonhap.
Dia menambahkan, Korsel berencana mengirimkan tim pakar setiap dua pekan sekali untuk memantau proses awal pembuangan air limbah radioaktif PLTN Fukushima. Jepang sebelumnya telah menyetujui kunjungan rutin tim pakar dari Korsel ke kantor lapangan IAEA di Fukushima. Hal itu guna memberikan mereka akses untuk mengamati dari dekat pembuangan limbah radioaktif PLTN Fukushima.
Park mengatakan, para ahli yang akan dikirim ke kantor IAEA di masa depan sebagian besar adalah pejabat KINS. Namun dia menambahkan para ahli di bidang produk perikanan atau sektor kelautan bisa juga dilibatkan.
IAEA telah beri izin pembuangan limbah tapi tetap memantik penentangan...