Senin 04 Sep 2023 09:26 WIB

Netanyahu Usul Proyek Kabel Serat Optik Sepanjang Asia dan Eropa Lewati Israel

Proyek itu bisa terwujud jika Israel menormalisasi hubungan dengan negara lain

PM Israel, Benyamin Netanyahu melontarkan gagasan untuk membangun proyek infrastruktur seperti kabel serat optik yang menghubungkan Asia dan Eropa bisa lewati Israel
Foto: AP Photo/Petros Karadjias
PM Israel, Benyamin Netanyahu melontarkan gagasan untuk membangun proyek infrastruktur seperti kabel serat optik yang menghubungkan Asia dan Eropa bisa lewati Israel

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu pada Ahad (3/9/2023) melontarkan gagasan untuk membangun proyek infrastruktur seperti kabel serat optik yang menghubungkan negara-negara di Asia dan Semenanjung Arab dengan Eropa melalui Israel dan Siprus. Netanyahu cukup yakin bahwa koridor infrastruktur yang menghubungkan Asia ke Eropa melalui Israel dan Siprus dapat dilaksanakan.

 

Baca Juga

Netanyahu mengatakan, proyek semacam itu bisa terwujud jika Israel menormalisasi hubungan dengan negara lain di kawasan. Pada 2020, Israel telah menormalisasi hubungan dengan Uni Emirat Arab, dan Bahrain di bawah Perjanjian Abraham yang ditengahi Amerika Serikat (AS). Pemerintahan Presiden AS, Joe Biden mencoba membantu Israel dan Arab Saudi agar membuka hubungan diplomatik. Namun upaya ini masih dalam tahap negosiasi yang cukup alot.

 

“Contoh dan yang paling nyata adalah koneksi fiber optic. Itu rute terpendek.  Itu adalah rute teraman. Ini adalah jalur yang paling ekonomis,” kata Netanyahu setelah pembicaraan dengan Presiden Siprus, Nikos Christodoulides.

 

Usulan Netanyahu itu merupakan perpanjangan dari usulan hubungan energi dengan Siprus dan Yunani, sebagai bagian dari peningkatan kolaborasi di bidang energi setelah ditemukannya cadangan gas alam yang signifikan di zona ekonomi Israel dan Siprus.

 

Netanyahu menegaskan bahwa dia dan Christodoulides ingin menindaklanjuti rencana pembangunan kabel listrik bawah laut berkapasitas 2.000 megawatt yang dikenal sebagai EurAsia Interconnector. Kabel listrik bawah laut ini akan menghubungkan Israel dengan Siprus dan Yunani yang bertujuan sebagai cadangan pasokan energi bagi Israel dan Siprus.

 

“Anda ingin terhubung dengan sumber kekuatan lain yang memungkinkan penggunaan kekuasaan lebih optimal atau memberi Anda kekuasaan ketika terjadi kegagalan di negara Anda sendiri. Itu adalah sesuatu yang kami diskusikan dengan serius dan kami berharap dapat mencapainya," Netanyahu.

 

Kerja sama energi lainnya melibatkan proposal Siprus untuk membangun jaringan pipa yang akan menyalurkan gas alam lepas pantai dari Israel dan Siprus ke negara kepulauan Mediterania timur. Gas tersebut akan menjadi bahan bakar untuk generator listrik atau berpotensi dicairkan untuk diekspor dengan kapal.

 

Christodoulides mengatakan, Siprus dan Israel berupaya mengembangkan koridor energi yang andal, yang menghubungkan cekungan Mediterania Timur ke Eropa melalui proyek-proyek termasuk jaringan pipa gas dan pabrik pengolahan gas alam cair (LNG).  Netanyahu mengatakan, pemerintahnya sepenuhnya mendukung keputusan Eropa untuk mendirikan pusat pemadaman kebakaran regional di Siprus dimana pesawat dan teknologi lainnya dapat dikirim untuk membantu memadamkan kebakaran di negara-negara tetangga.

 

“Iklim tidak akan menjadi lebih dingin.  Ini akan menjadi lebih panas.  Dan dengan memanasnya kawasan dan dunia, pemadaman kebakaran menjadi hal yang sangat penting.  Saya pikir kita bisa melakukannya dengan lebih baik bersama-sama,” kata Netanyahu.

 

Pembicaraan antara Christodoulides dan Netanyahu mendahului pertemuan trilateral dengan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis pada Senin (4/9/2023). Sejak 2016, pertemuan-pertemuan antara para pemimpin ketiga negara tersebut telah menjadi pokok dari hubungan yang sedang berkembang. Netanyahu menggambarkan hubungan itu sebagai persahabatan yang mendalam secara pribadi maupun antar negara, dan sudah lama dinantikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement