Senin 04 Sep 2023 18:46 WIB

54 Negara Kini Gabung Traktat Persahabatan ASEAN

Serbia, Panama dan Kuwait resmi bergabung dengan Traktat Persahabatan ASEAN.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
(Kiri-Kanan) Wamenlu Kuwait Sheikh Jarrah Jaber Al-Ahmad Al-Sabah, Menlu Serbia Ivica Dacic, Menlu RI Retno Marsudi, Wamenlu Panama Vladimir Franco dan Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn berfoto bersama.
Foto: EPEPA-EFE/MAST IRHAM
(Kiri-Kanan) Wamenlu Kuwait Sheikh Jarrah Jaber Al-Ahmad Al-Sabah, Menlu Serbia Ivica Dacic, Menlu RI Retno Marsudi, Wamenlu Panama Vladimir Franco dan Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn berfoto bersama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Serbia, Panama, dan Kuwait telah mengaksesi Traktat Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara atau Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC). Saat ini sebanyak 54 negara telah bergabung dalam traktat tersebut.

Saat menandatangani instrumen aksesi di sela-sela perhelatan ASEAN Foreign Ministers’ Meeting di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin (4/9/2023), Menteri Luar Negeri Serbia Ivica Dacic mengungkapkan, merupakan suatu kehormatan bagi negaranya dapat menandatangani TAC. “Bagi negara saya, ini adalah peristiwa luar biasa untuk lebih meningkatkan kerja sama dengan negara-negara sahabat di Asia Tenggara,” ucapnya.

Baca Juga

Dia memuji hubungan antara Serbia dan negara-negara Asia Tenggara yang sudah terjalin sejak dekade 1960-an. “Seperti diketahui, pendiri gerakan non blok adalah mantan presiden Yugoslavia (Josip Broz) Tito dan mantan presiden Indonesia Sukarno. Kami berbagi hubungan persahabatan dengan Indonesia dan perasaan bersahabat dengan Indonesia serta negara-negara Asia Tenggara lainnya yang menjadi anggota ASEAN,” kata Dacic.

Dia menambahkan, selama ini Serbia menerapkan prinsip ASEAN, seperti menghormati kemerdekaan dan kedaulatan, kesetaraan, integritas teritorial, tidak mencampuri urusan domestik negara lain, serta mengatasi semua perbedaan dengan cara damai. “Itu sebabnya hari ini saya akan menandatangani TAC. Terima kasih banyak atas kepercayaannya,” ujarnya.

Senada dengan Serbia, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Panama Vladimir Franco menilai bergabungnya Panama ke TAC merupakan momen bersejarah. “Penandatanganan aksesi Panama ke TAC menandai langkah signifikan menuju konsolidasi aliansi strategis, berdasarkan perdamaian, kerja sama, dan pembangunan bersama,” kata Franco dalam pidatonya sesaat sebelum proses penandatanganan aksesi di Gedung Sekretariat ASEAN dilaksanakan.

Menurut Franco, bergabungnya Panama ke TAC menciptakan peluang bagi kedua belah pihak. Aliansi ini akan memungkinkan kita memanfaatkan kekuatan yang saling melengkapi dan membangun hubungan yang memberikan manfaat setara bagi kita,” ucapnya.

“Selain itu, kita tidak bisa mengabaikan bidang-bidang yang menjadi kepentingan bersama seperti pemberantasan penangkapan ikan ilegal, perdagangan narkoba, perdagangan manusia, perubahan iklim, dan tantangan global yang memerlukan kolaborasi erat,” tambah Franco.

Dia menekankan, penandatanganan aksesi Panama ke TAC merupakan momen dan langkah penting menuju masa depan kerja sama serta kemakmuran. “Aliansi ini juga akan menjadi era baru dalam hubungan bilateral dan regional kita,” ujarnya.

Sementara itu Wamenlu Kuwait Sheikh Jarrah Jaber Al Ahmad al-Sabah mengatakan, dia percaya kontribusi positif dari keputusan negaranya mengaksesi TAC. “Kebijakan luar negeri Kuwait dan prinsip dasar TAC diselaraskan melalui elemen bersama, yang mencakup tidak adanya campur tangan dalam urusan dalam negeri suatu negara dan menghormati kedaulatan, menyelesaikan masalah melalui cara damai, dan penolakan terhadap setiap dan seluruh ancaman penggunaan kekerasan,” ucapnya.

Menurutnya, itu adalah prinsip yang sama yang secara kolektif akan diupayakan penguatannya sebagai kontribusi terhadap pencapaian perdamaian dan kemakmuran internasional. Al-Sabah menilai saat ini dunia sangat membutuhkan keduanya. “Saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya, atas diterimanya permintaan yang diajukan oleh negara Kuwait untuk bergabung dengan TAC,” ujarnya.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyaksikan prosesi penandatanganan aksesi Serbia, Panama, dan Kuwait ke TAC. “Atas nama rekan-rekan saya di ASEAN, saya ingin menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya atas kehadiran Anda hari ini untuk menandatangani instrumen aksesi Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama. Hari ini, ASEAN menyambut Serbia, Panama, dan Kuwait sebagai negara ke-52, ke-53, dan ke-54 yang menandatangani TAC,” kata Retno.

Retno menjelaskan, selama bertahun-tahun, TAC telah berperan sebagai norma serta prinsip kolektif untuk membentuk hubungan persahabatan, kebiasaan berdialog, dan hidup berdampingan secara damai di kawasan. “Di tengah dinamika global saat ini yang ditandai dengan persaingan dan defisit kepercayaan, kita harus lebih memperkuat nilai-nilai TAC untuk meningkatkan kepercayaan dan keyakinan,” ucapnya.

“Kini dengan semakin banyaknya penandatanganan TAC mencerminkan antusiasme positif yang semakin besar. Modalitas ini harus dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan stabilitas di kawasan dan sekitarnya,” tambah Retno.

Dia mengatakan, TAC harus menyatukan ASEAN dan para mitra dialognya. Hal itu agar kerja sama praktis dalam mengatasi tantangan bersama, mulai dari perubahan iklim, ketahanan pangan dan energi, hingga menjamurnya kejahatan terorganisir transnasional dapat terjalin.

“Bersama-sama kita harus menjadi kekuatan positif bagi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik. Hanya dengan menerapkan sepenuhnya nilai-nilai dan prinsip-prinsip TAC kita dapat benar-benar memastikan bahwa ASEAN penting dan menjadi pusat pertumbuhan,” ucap Retno.

Sebelum Serbia, Panama, dan Kuwait, negara terakhirnya yang mengaksesi TAC adalah Arab Saudi. Proses penandatanganan dilakukan Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saudi di sela-sela AMM ke-56 yang digelar di Hotel Shangri-la, Jakarta, 12 Juli 2023 lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement