REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perdana Menteri Cina Li Qiang menghadiri KTT ke-26 ASEAN-Cina yang digelar di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (6/9/2023). Dalam pidato sambutannya, dia memaparkan empat hal yang menurutnya mempererat hubungan Beijing dengan ASEAN.
Li mengungkapkan, selama sepuluh tahun terakhir, Cina dan ASEAN saling bahu membahu dan berkontribusi terhadap kesuksesan satu sama lain. “Menghadapi perubahan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya, kita telah mengambil jalan yang benar dengan menunjukkan kebersamaan yang baik dan berbagi kemajuan serta kesejahteraan,” ucapnya.
Selanjutnya, dia menjelaskan empat hal membuat hubungan Cina dan ASEAN terjalin baik. Pertama, Li mengatakan Cina dan ASEAN berkomitmen memperlakukan satu sama lain dengan tulus. Kepercayaan politik kedua belah pihak juga semakin dalam. “Tidak peduli bagaimana situasi internasional berkembang, Cina dan ASEAN tetap menjaga pertukaran dan komunikasi yang erat, saling menghormati jalur pembangunan, dan mengakomodasi keprihatinan utama satu sama lain,” ujarnya.
Li pun mengingatkan bahwa Cina adalah negara pertama yang menjalin kemitraan strategis dengan ASEAN. Hubungan tersebut kemudian berkembang menjadi kemitraan strategis komprehensif pada 2021.
Kedua, Li menyebut Cina dan ASEAN sudah berkomitmen untuk saling membantu dan menjadi tetangga yang baik. “Kami telah mematuhi Five Principles of Peaceful Coexistence dan tujuan TAC (Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia),” ujarnya.
“Kita mencari titik temu sambil mengesampingkan perbedaan, menangani perselisihan dengan baik melalui dialog dan konsultasi, dan secara konsisten memperdalam kerja sama praktis dalam bidang keamanan tradisional dan non-tradisional,” kata Li menambahkan.
Ketiga, Li mengatakan, ASEAN dan Cina berkomitmen untuk menjalin kerja sama saling menguntungkan. Menurutnya, Cina dan ASEAN sama-sama memandang perkembangan satu sama lain sebagai peluang penting. ASEAN dan Negeri Tirai Bambu pun membuka pasarnya untuk satu sama lain.
Li mengungkapkan, tahun lalu volume perdagangan dua arah ASEAN-Cina mencapai lebih dari 970 miliar dolar AS. “Itu lebih dari dua kali lipat volume perdagangan satu dekade lalu. Kita telah menjadi mitra dagang utama satu sama lin selama tiga tahun berturut-turut,” ucapnya.
Menurut Li, ASEAN dan Cina telah mencapai konsensus tentang konektivitas regional. Terkait hal itu, dia menyinggung proyek-proyek dalam bingkai Belt and Road Initiative (BRI). Li berpendapat, pembangunan koridor darat, laut, dan selat internasional baru lewat BRI telah membawa peluang bagi ASEAN dan Cina sendiri.
Keempat, Li mengungkapkan, Cina dan ASEAN berkomitmen terhadap koordinasi dan inklusivitas. “Kerja sama ASEAN-Cina telah berkembang pesat. Dan alasan utamanya adalah kita berdua memiliki pemahaman yang mendalam tentang kesulitan, kita berdua terus berupaya mencapai perdamaian, kita berdua mempunyai aspirasi yang kuat untuk pembangunan, dan kita berdua mengambil tindakan nyata untuk menjaga stabilitas regional,” ucapnya.
Sementara itu, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato pembukaannya di KTT ASEAN-Cina ke-26 menyampaikan bahwa Cina adalah satu dari empat mitra dialog ASEAN yang memiliki status mitra strategis komprehensif. “Tahun ini adalah 20 tahun aksesi RRT terhadap TAC. Kita perlu memaknai semua ini dengan merealisasikan kerja sama konkret yang saling menguntungkan, di mana hal tersebut hanya dilakukan jika kita memiliki trust satu sama lain yang tentu saja harus dibangun dan dipelihara oleh semua pihak,” ujar Jokowi.
Menurut Jokowi kepercayaan dan kerja sama konkret dapat menjadi kekuatan bagi stabilitas dan perdamaian kawasan.